Jumat 13 Mar 2020 16:49 WIB

Ayat Alquran Turun untuk Maadzah yang Kuat Tolak Zina

Maadzah menolak ajakan berzina karena kuatnya iman.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Maadzah menolak ajakan berzina karena kuatnya iman. Ilustrasi Muslimah(Mgrol120)
Foto: Mgrol120
Maadzah menolak ajakan berzina karena kuatnya iman. Ilustrasi Muslimah(Mgrol120)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Era jahiliyah di zaman sebelum datangnya Islam sangatlah nyata. Fakta tersebut sedikit banyak berimbas kepada perempuan, tak sedikit kaum perempuan yang dijadikan komoditi atau disamakan layaknya barang.

Adalah Ma’adzah binti Abdullah, seorang Muslimah yang hidup di era jahiliah tersebut. Sebelum mengenal Islam, Ma’adzah menjadi ‘korban’ kejam dan tercelanya budaya jahiliah. Ketika itu, Mua’adzah merupakan seorang pelayan Abdullah bin Ubay bin Salul.

Baca Juga

Ma’adzah dipaksa Abdullah bin Ubay untuk mendapatkan upeti atau upah dari jalur-jalur haram. Sebagai contoh, ketika suatu hari Abdullah kedatangan tamu, dia memaksa Ma’adzah untuk melayani tamu tersebut demi mendapatkan penghormatan.

Sebagai seorang perempuan yang di sanubarinya terdapat keimanan kuat, lambat laun Ma’adzah akhirnya mengenal Islam dan ‘diselamatkan’ dari budaya jahiliah tersebut. Dia kemudian dimerdekakan Rasulullah dan dinikahi Sahl bin Qarazhah, saudara Bani Amr bin Auf.

Sejak masuk Islam itulah, Ma’adzah menolak melakukan zina. Meski di kemudian hari Abdullah bin Ubay datang dan memaksanya untuk melakukan zina sebagaimana budaya yang pernah dilaluinya, beliau tetap menolak dengan tegas. 

Kisah Ma’adzah yang dipaksa untuk kembali melakukan zina akhirnya dia adukan kepada Rasulullah. Maka, Allah SWT pun segera menurunkan wahyu sebagaimana yang tertera pada Alquran surat An Nur ayat 33.

Ayat tersebut memiliki arti: “Dan orang-orang yang tidak mampu kawin menjaga kesucian (diri)-nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan budak-budak yang kami miliki yang menginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka. Jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagaian dari harta yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedangkan mereka sendiri menginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Mahapengampun lagi Mahapenyayang (kepada mereka) sesudah mereka dipaksa itu,”.

Imas Damayanti

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement