Jumat 13 Mar 2020 14:59 WIB

Pariaman Punya 21 Desa Wisata yang Dibangun dari Dana Desa

Masing-masing desa wisata memiliki keunikan tersendiri.

Kota Pariaman, Sumatera Barat, kini memiliki 21 desa wisata yang dibangun menggunakan dana desa (Foto: ilustrasi wisata Pariaman)
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Kota Pariaman, Sumatera Barat, kini memiliki 21 desa wisata yang dibangun menggunakan dana desa (Foto: ilustrasi wisata Pariaman)

REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN -- Kota Pariaman, Sumatera Barat, kini memiliki 21 desa wisata yang dibangun menggunakan dana desa. Pengembangan desa wisata disesuaikan dengan potensi daerah masing-masing sehingga dapat menarik kunjungan wisatawan.

"Pembangunan desa wisata di Kota Pariaman dimulai semenjak 2019 dan dari 21 desa wisata itu ada beberapa yang berkembang baik," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Manusia dan Desa Kota Pariaman Efendi Jamal di Pariaman, Jumat (13/3).

Baca Juga

Ia menyebutkan, desa wisata yang berkembang baik itu seperti Desa Apar dan Desa Tungkal Selatan di Pariaman Utara, Desa Pasir Sunur di Kecamatan Pariaman Selatan, serta Desa Kampung Gadang di Kecamatan Pariaman Timur. Masing-masing desa wisata juga memiliki keunikan tersendiri.

Di antara keunikan desa wisata, yakni memiliki Sekolah Tinggi Ilmu Beruk yaitu tempat berlatihnya beruk untuk memetik kelapa, lalu penangkaran penyu, dan trek bakau. Sedangkan Desa Tungkal Selatan memiliki sepeda gantung yang mendukung swafoto serta ditambah dengan lokasinya di persawahan warga sehingga mendukung agrowisata.

Lalu Pasir Sunur memanfaatkan sungai untuk fun tubing, sedangkan di Kampung Gadang yaitu kincir air serta fasilitas wisata lainnya. Ia mengatakan, untuk pembinaan di desa wisata dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman sehingga warga di desa itu ramah dan dapat melayani wisatawan dengan baik.

Saat ini dana desa dari pemerintah pusat untuk Kota Pariaman sekitar Rp 49,5 miliar, dan ditambah dengan alokasi dana desa dari APBD Rp 44 miliar sehingga masing-masing desa di daerah itu mendapatkan dana Rp 1,5 miliar hingga Rp 2 miliar per tahun.

"Dana desa tersebut meningkat Rp 5 miliar dari tahun sebelumnya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement