Jumat 13 Mar 2020 13:53 WIB

Australia Mulai Larang Perjalanan ke Luar Negeri

Australia larang perjalanan yang dianggap tak mendesak ke luar negeri

Rep: Puti Almas/ Red: Christiyaningsih
Seorang pria melihat ponselnya di depan papan informasi penerbangan di bandara. Australia larang perjalanan yang dianggap tak mendesak ke luar negeri. Ilustrasi.
Foto: AP
Seorang pria melihat ponselnya di depan papan informasi penerbangan di bandara. Australia larang perjalanan yang dianggap tak mendesak ke luar negeri. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA — Pemerintah Australia melarang adanya pertemuan dalam skala besar atau setidaknya melibatkan hingga 500 orang dan bersifat tidak penting di negara itu pada Jumat (13/3). Demikian pula dengan perjalanan yang dianggap tak mendesak ke luar negeri.

Ini menjadi aturan terbaru yang disetujui pemerintah federal dan seluruh negara bagian untuk diterapkan dalam upaya mengendalikan penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19). Kepala petugas medis Australia Brendan Murphy mengatakan seluruh negara bagian dan teritori dengan suara bulat sepakat bahwa pertemuan massal harus dibatalkan. Ini juga merupakan rekomendasi yang kemudian disetujui dalam pertemuan Dewan Pemerintah Australia di Parramatta.

Baca Juga

Sebelumnya, pada awal pekan ini Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan pertemuan yang melibatkan 500 orang atau lebih yang terorganisir dan tidak penting agar tidak dilakukan terlebih dahulu hingga situasi dianggap aman. Namun, rekomendasi ini tidak berlaku untuk kehadiran di tempat bekerja, penitipan anak, sekolah, kuliah, universitas, angkutan umum, bandara, dan sejenisnya.

Australia meminta warganya untuk mempertimbangkan rencana bepergian ke luar negeri, terlepas dari lokasi tujuan, usia, serta kondisi kesehatan masing-masing. Pemerintah negara itu mengingatkan agar masyarakat hanya benar-benar melakukan perjalanan penting mulai dari saat ini.

Meski Australia dinilai masih memiliki tingkat infeksi yang rendah, Morrison mengatakan pemerintah terus meningkatkan respons terhadap kemungkinan penularan virus corona lebih besar ke seluruh wilayah negara. Dengan demikian, keputusan untuk menyarankan tidak dilakukannya kegiatan publik skala besar dan perjalanan tidak penting ke luar negeri dinilai tepat oleh Komite Prinsip Perlindungan Kesehatan.

Murphy mengatakan saran tersebut berlaku untuk pertemuan statis, di mana orang-orang akan bersama dalam jangka waktu lebih dari dua jam. Morrison menyarankan bahwa pertemuan seperti kebaktian gereja dapat dikonfigurasi ulang dengan mengadakan ‘berbagai kebaktian’ pada periode yang berbeda untuk mematuhi panduan.

"Ada banyak langkah yang dapat diambil dan pemerintah persemakmuran, bersama-sama dengan negara-negara bagian, telah mengambil keduanya untuk menahan dan memperlambat penularan virus di Australia," kata Morrison dilansir The Guardian, Jumat (13/3).

Meningkatnya respons Australia terhadap virus corona mengikuti gelombang pembatalan sejumlah acara besar di negara itu. Termasuk di antaranya adalah Formula One Grand Prix di Melbourne dan meningkatnya tekanan untuk berbagai cabang olahraga untuk membatalkan pertandingan yang dijadwalkan dalam beberapa waktu ke depan.

Meski demikian, Morrison dan pemimpin Partai Buruh Anthony Albanese berencana untuk tetap menghadiri liga rugby pada Sabtu (14/3) besok, kecuali nasihat medis berubah. Morrison mengonfirmasi masih akan hadir dan mengklaim sejauh ini situasi masih dianggap tenang dan terkendali.

Australia telah menyiapkan paket kesehatan senilai 2,4 miliar dolar untuk menghadapi virus corona jenis baru. Dana tersebut disiapkan untuk membuat 100 klinik dan menyediakan konsultasi kesehatan. Australia juga mengucurkan paket stimulus sebesar 17,6 miliar dolar untuk mencegah penurunan ekonomi besar-besaran sebagai dampak wabah secara menyeluruh.

Australia secara khusus telah memberlakukan larangan bepergian ke China, Korea Selatan (Korsel), Iran, dan Italia. Pihak berwenang mengharuskan warga dan penduduk tetap yang kembali dari negara-negara tersebut untuk melakukan isolasi diri selama dua pekan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement