Jumat 13 Mar 2020 06:48 WIB

Prancis Tutup Semua Sekolah dan Universitas

Langkah tersebut diharapkan dapat memperlambat infeksi Covid-19.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Hiru Muhammad
Iring-iringan bis membawa warga negara Perancis yang dievakuasi dari Kota Wuhan dari bandara  Istres-Le Tube dibawa menuju  Carry-le-Rouet.  Selanjutnya mereka akan diisolasi selama 14 hari di selatan Perancis, Jumat (31/1).(Arnold Jerocki/EPA EFE)
Foto: Arnold Jerocki/EPA EFE
Iring-iringan bis membawa warga negara Perancis yang dievakuasi dari Kota Wuhan dari bandara Istres-Le Tube dibawa menuju Carry-le-Rouet. Selanjutnya mereka akan diisolasi selama 14 hari di selatan Perancis, Jumat (31/1).(Arnold Jerocki/EPA EFE)

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pemerintah Prancis akan menutup semua sekolah dan universitas pada Senin (16/3) mendatang. Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus korona jenis baru, Covid-19.

"Dari Senin, hingga pemberitahuan lebih lanjut, pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah menengah atas, universitas, akan ditutup. Untuk alasan sederhana: Anak-anak dan remaja kita, menurut para ilmuwan kita, adalah yang paling cepat menyebarkan virus, walaupun mereka tidak memiliki gejala," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis (12/3) malam waktu setempat. 

Dia juga mendesak para pengusaha untuk mengizinkan staf mereka bekerja dari rumah jika memungkinkan. Sementara warga yang berusia 70 tahun ke atas dan memiliki kondisi kesehatan kurang baik harus tinggal di rumah selama yang mereka bisa. 

Macron berharap langkah tersebut dapat memperlambat infeksi Covid-19. Dengan demikian layanan kesehatan dapat mengimbangi aliran pasien. "Itu prioritas kami. Itu sebabnya kita harus terus mendapatkan waktu," ucapnya. 

Menurut Macron, wabah Covid-19 telah memicu krisis kesehatan terparah yang dketahui Prancis dalam seabad terkahir. "Meski ada upaya untuk memperlambatnya, virus terus menyebar dan semakin cepat," kata dia. 

Saat ini Prancis memiliki 2.876 kasus Covid-19. Jumlah itu meningkat signifikan dari sebelumnya 2.281 kasus. Total kematian akibat virus telah mencapai 61 jiwa. (Reuters/Kamran Dikarma)

 

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement