Kamis 12 Mar 2020 17:16 WIB

Dinas PUPR Depok Petakan 136 Titik Banjir dan Longsor

Sebelumnya ada 90 titik banjir dan longsor, saat ini jumlahnya bertambah menjadi 136

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah warga melihat petugas dengan alat berat mengeruk jalan yang longsor di kawasan Kalimulya 3, Depok, Jawa Barat, Senin (17/2/2020).(Antara/Asprilla Dwi Adha )
Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Sejumlah warga melihat petugas dengan alat berat mengeruk jalan yang longsor di kawasan Kalimulya 3, Depok, Jawa Barat, Senin (17/2/2020).(Antara/Asprilla Dwi Adha )

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Depok telah memetakan jumlah titik longsor dan banjir sampai Maret 2020. Dari total 136 lokasi yang terdata, 37 diantaranya telah ditangani.

"Sudah ada 37 titik yang sudah kami tangani. Sementara 26 lokasi lainnya, masuk dalam usulan yang krusial atau butuh penanganan segera," ujar Kepala Dinas PUPR Kota Depok, Dadan Rustandi, di Balai Kota Depok, Kamis  (12/3).

Dia menambahkan, lokasi banjir yang tertangani sementara tersebar di beberapa  wilayah, diantaranya di Kampung Lio, RT 09 dan RW 19, Kecamatan Pancoran Mas, Masjid Mampang, Komplek Marinir Parung Bingung, Rutan Cilodong, dan lain-lain.

Sedangkan untuk lokasi longsor, berada di wilayah Komplek Samudera, RW 06, Kelurahan Depok, Jalan Raya Andara Kelurahan Pangkalan Jati, Jalan Pitara Pancoran Mas, dan Perumahan PGRI, Kelurahan Cilodong.

"Data kami selalu update. Sebelumnya ada 90 titik banjir dan longsor, saat ini jumlahnya bertambah menjadi 136 titik. Paling banyak di wilayah Kecamatan Cipayung yakni 31 titik karena wilayah ini memiliki kontur tanah yang berundak dan tidak stabil," jelas Dadan.

Menurut Dadan, adapun penanganan sementara dilakukan dengan pemasangan cerucuk, karung tanah dan terpal, agar longsor tidak meluas. Untuk permanen, pihaknya melakukan pemasangan bronjong. Sedangkan titik banjir telah ditangani seluruhnya.

"Untuk usulan yang sifatnya krusial, akan diprioritaskan dengan menggunakan anggaran Biaya Tak Terduga (BTT). Mudah-mudahan bisa terlaksana sesuai waktu yang ditargetkan," harapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement