Kamis 12 Mar 2020 12:43 WIB

Anak Kereta Ungkap Jurus Antisipasi Corona di KRL

Anak kereta menerapkan jurusnya masing-masing untuk mengantisipasi corona di KRL.

Penumpang commuter line. Anak kereta menerapkan jurusnya masing-masing untuk mengantisipasi corona di KRL.
Foto: Republika/Fergi Nadira
Penumpang commuter line. Anak kereta menerapkan jurusnya masing-masing untuk mengantisipasi corona di KRL.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah penumpang kereta aktif atau dikenal dengan istilah anak kereta (Anker) membagikan jurus untuk tetap beraktivitas menggunakan kereta rel listrik (KRL) dan tidak khawatir berlebihan dengan virus corona. Salah seorang Anker yang dihubungi Antara, Ripaldi (38) mengatakan, menjaga daya tahan tubuh tetap fit menjadi tips utama untuknya tetap berangkat kerja menggunakan KRL.

"Iya nih, area publik berisiko, tinggal jaga stamina kita aja, kalau badan fit, virus-virus akan lewat aja," kata Ripaldi, pegawai di salah satu instansi pemerintah, ketika dihubungi di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Hampir setiap hari kerja, Ripaldi menggunakan commuter line dari Bogor menuju Jakarta. Baginya, commuter line dan ojek daring tetap jadi andalan karena ia merasa tidak memiliki pilihan yang lebih baik dari kedua moda tersebut di Jakarta.

"Kalau bawa mobil macet, pindah ke bus jalurnya tidak sesuai," kata Ripaldi yang bekerja di Kemayoran, Jakarta Pusat.

 

Ripaldi mengatakan, foto slide paparan Gubernur DKI Jakarta tentang waspada risiko Covid-19 via transportasi publik sudah ramai tersebar di kalangan Angker melalui grup di aplikasi pesan instan. Namun, menurut dia, respons para Angker beragam.

"Walau pesan berseliwiran, para penumpang kereta tetap bersikap biasa selama diperjalanan, tetap ngobrol dan ngelantur kemana-mana," ujarnya.

Selain menjaga daya tahan tubuh, menurut Ripaldi, tips lainnya agar tetap bisa beraktivitas seperti biasa ialah dengan mengikuti petunjuk serta aturan pemerintah terkait pencegahan Covid-19.

"Ngikutin yang anjuran pemerintah, bermasker meski enggak semua, yang lain-lainnya tetap business as usual (beraktivitas seperti biasa)," kata Ripaldi.

Anak kereta lainnya, Gaisha (32), mengaku tidak terlalu khawatir dengan kabar risiko Covid-19 via transportasi publik. Warga Bogor yang bekerja di kawasan Tanjung Barat itu mencermati suasana di commuter line tidak berpengaruh, bahkan pada jam 07.00 WIB kondisi kereta masih padat.

"Cuma lebih banyak yang pakai masker," kata Gaisha.

Agar terhindar dari penularan Covid-19, hal pertama yang dilakukan Gaisha ialah menepis kekhawatiran akan penyebaran virus tersebut. Ia menjaga pikirannya agar tubuhnya tetap sehat.

"Mencoba anteng sih, kalo mikirin banget, takut atau apapun malah parno, terus malah drop," kata Gaisha.

Untuk pencegahan, Gaisha minum multivitamin sebelum berangkat setiap pagi. Dia juga rutin membawa masker serta pembersih tangan (hand sanitizer).

"Pas naik kereta kalau kebagian duduk, tak semprotin hand sanitizer dulu," kata Gaisha.

Sebelumnya, Kepala Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sebagai manajemen KRL dan PT Raillink sebagai manajemen kereta bandara terkait antisipasi penyebaran Covid-19. KAI meminta dukungan atau kerja sama dari para penumpang agar sama-sama menjaga diri dan orang lain menyusul tersebarnya foto risiko penyebaran Covid-19 di KRL.

Dalam foto yang tersebar itu terlihat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sedang memaparkan sebuah paparan yang bagian atasnya tertulis "Waspada risiko COVID-19 via transportasi publik" dalam sebuah rapat di Jakarta, Rabu (11/3). Sementara itu, organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global dan meminta pemerintah di setiap negara untuk menyiapkan kesiapsiagaan darurat terhadap penyebaran virus corona jenis baru tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement