Kamis 12 Mar 2020 07:56 WIB

Gula Pasir Makin Sulit dan Mahal di Lampung

Gula pasir dijual dengan harga melambung di kisaran Rp 15 ribu hingga Rp 18 ribu/kg

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andi Nur Aminah
Pedagang menimbang gula pasir yang harganya kini melambung tinggi (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang menimbang gula pasir yang harganya kini melambung tinggi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sebagai produsen gula, beberapa daerah di Lampung justru sulit mendapatkan gula pasir. Meskipun ada harganya sudah melambung dalam kisaran Rp 15 ribu hingga RP 18 ribu per kg, sedangkan harga normalnya hanya kisaran Rp 12 ribu hingga Rp 13 ribu per kg.

Keterangan yang diperoleh Republika.co.id, Kamis (12/3), masyarakat  di Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji, Lampung sudah merasakan sulitnya mencari gula pasir, sepekan terakhir. Beberapa stok di toko swalayan sudah kosong belum masuk pasokan baru. Sedangkan di warung-warung, beberapa masih menyedakan stok gula pasir, namun harganya sudah Rp 18 per kg.

Baca Juga

 

Menurut Mahendra (42 tahun), warga Simpang Pematang, Mesuji, gula pasir yang disediakan dua minimarket terkenal sudah banyak yang kosong stoknya. Warga terpaksa mencari gula pasir di warung-warung, meski dengan jarak yang jauh.

“Kalau ada yang jual di warung, harga gula pasir sudah Rp 18 ribu per kg,” kata Mahendra, pekerja swasta.

 

Ia mengatakan, kesulitan mencari gula pasir terjadi sejak sepekan terakhir. Ibu-ibu terpaksa berhemat menggunakan gula pasir untuk kebutuhan sehari-hari. Pembelian gula pasir di warung tidak bisa banyak, karena harga sudah mahal dari sebelumnya hanya Rp 13 ribu per kg.

 

Sedangkan pemantauan di warung-warung Kota Bandar Lampung, stok gula pasir juga menipis. Warung yang menjual gula pasir telah menaikkan harga menjadi Rp 15 ribu per kg, dari harga Rp 12 ribu per kg. Permintaan gula pasir belakangan semakin meningkat dari masyarakat. “Saya jual sekarang Rp 15 ribu per kg, karena memang pasokan lagi berkurang dan permintaan banyak,” ujar Fifi, pedagang warung.

 

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Lampung bekerja sama dengan Dinas Perdagangan dan Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura Lampung menggelar pasar murah gula pasir, pekan lalu. Pasar murah digelar di Bandar Lampung dan Metro.

 

Tim menyedakan satu juta ton gula pasir untuk mengisi stok pasar murah di beberapa titik. Pelaksana tugas Kepala Seksi Distribusi dan Harga Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman pangan, dan Hortikultura Lampung Ely Nuratni Sari mengatakan, kekurangan stok gula karena ada permasalahan pada tingkat penggilingan di pabrik gula di Lampung.

 

Menurut dia, saat ini pabrik gula belum masuk musim giling, karena tanaman tebu juga belum masuk musim panen. Stok gula di penggilingan masih stok panen lama, sehingga ada masalah di penggilingan.

 

Seperti diketahui di Lampung, terdapat lebih dari tiga pabrik gula baik milik PTPN VII maupun swasta. Provinsi Lampung juga berkontribusi gula 35 persen pasokan kebutuhan gula nasional. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement