Rabu 11 Mar 2020 18:57 WIB

RSUA Rawat Dua Pasien dalam Pemantauan Corona

Kedua pasien yang dirawat baru datang dari negara yang terjangkit virus corona

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Petugas Kesehatan di Rumah Sakit merawat pasien yang diduga terpapar virus corona / Ilustrasi
Foto: The Central Hospital of Wuhan via Weibo/Hando
Petugas Kesehatan di Rumah Sakit merawat pasien yang diduga terpapar virus corona / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya merawat dua pasien berstatus orang dalam pemantauan (ODP) terkait virus corona. Kedua pasien yang dirawat baru datang dari negara yang terjangkit virus corona atau Covid-19.

"Dua pasien berstatus ODP tersebut merupakan orang yang baru berinteraksi dengan orang dari negara terjangkit Covid-19. Selama waktu 14 hari dari kedatangan, muncul gejala panas, batuk, dan sesak," kata Tim Satgas Corona RS Unair, dr Alfian Nur Rosyid SpP di Surabaya, Rabu (11/3).

Alfian mengungkapkan, selama merebaknya virus corona, RSUA telah merawat sembilan pasien. Dari sembilan pasien tersebut,  tujuh pasien telah di swap reagen Covid -19 dan dinyatakan negatif.  "Yang dua ini baru masuk dua hari ini, dan baru tadi diswap kemudian dikirim ke Kemenkes. Prosesnya tujuh hari untuk hasilnya, " ujarnya.

Algian mengungkapkan, keduanya merupakan warga negara Indonesia (WNI). Satu pasien ODP baru pulang dari Jepang dan diterima melalui crisis center. Sementara satu lainnya baru saja berkontak dengan orang dari luar negeri dan merupakan rujukan dari rumah sakit luar kota.

"Aktivitas dengan orang ini dilakukan di Jakarta dan saat pulang ke Jatim pasien demam dan mengalami sesak nafas," kata Alfian.

Alfian menjelaskan, kedua pasien menunjukkan gejala demam dan batuk berdahak. Bahkan saat masuk, keduanya juga mengeluhkam sesak nafas. Tetapi, kata dia, saat ini sesak nafasnya sudah hilang. Ketika dinyatakan negatif dan gejala klinisnya membaik, maka keduanya baru diizinkan pulang.

Alfian menambahkan,  RSUA telah bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur untuk memasang tenda di depan instalasi gawat darurat (IGD). Tenda tersebut dimanfaatkan sebagai tempat crisis center RSUA dengan tujuan untuk memilah pasien khusus antara virus corona dan pasien lainnya agar tidak terganggu, serta mengurangi pasien superinfeksi.

"Sementara di crisis center beberapa WNA mulai dari Belanda, China dan sejumlah negara lain. Tetapi mereka statusnya sehat,  sehingga diizinkan pulang, " kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement