Kamis 12 Mar 2020 08:07 WIB

Bisnis Kopi, Saingan Starbucks Dituduh Manipulasi Penjualan

Luckin Coffee China sedang diinvestigasi firma hukum AS

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Saingan Terbesar Starbucks di China Ini Dituduh Manipulasi Data Penjualan, Akibatnya . . . .. (FOTO: KrAsia)
Saingan Terbesar Starbucks di China Ini Dituduh Manipulasi Data Penjualan, Akibatnya . . . .. (FOTO: KrAsia)

Warta Ekonomi.co.id, Surakarta

Luckin Coffee akan segera diselidiki karena setidaknya 10 firma hukum Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana investigasi terhadap saingan Starbucks di China itu.

Tindakan itu dilakukan untuk mengetahui apakah Luckin mengarang angka operasional dan keuangannya? Hal itu termasuk penjualan toko per hari, harga jual bersih per item, dan biaya iklan.

"Luckin dituding menggelembungkan jumlah item per toko per hari setidaknya 69% pada kuartal III 2019 dan 88% pada kuartal berikutnya," jelas perusahaan investasi Muddy Waters Research yang berbasis di AS, dikutip dari KrAsia, Selasa (10/3/2020).

Baca Juga: Starbucks Mau Ajak Pelanggannya ke Tokyo, Begini Caranya

Akibatnya, harga saham Luckin turun 10,74% menjadi sekitar US$32,49 per saham pada 31 Januari. Namun, nilainya bangkit menjadi 21,8% pada Februari menurut data S&P Global Market Intelligence.

Luckin membantah tuduhan itu pada Februari dan menyebutnya tidak berdasar. "Kami dengan tegas mendukung model bisnis dan percaya diri dalam memanfaatkan pertumbuhan kuat pasar kopi China di masa depan," kata perusahaan.

Pada akhir 2019, Luckin mengklaim diri sebagai rantai kopi terbesar di China dengan 4.507 toko. Sebagai perbandingan, Starbucks memiliki sekitar 4.300 toko di Negeri Tirai Bambu.

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement