Kamis 12 Mar 2020 00:23 WIB

Ratusan Garam Disebar untuk Atasi Kebakaran Hutan di Dumai

Sebanyak 800 kg garam akan disebar untuk operasi hujan buatan di Dumai Riau.

Red: Nur Aini
Hujan Buatan (BPPT)
Foto: BPPT
Hujan Buatan (BPPT)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satuan tugas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan Provinsi Riau berkolaborasi dengan Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi akan menyebar ratusan kilogram garam di langit Kota Dumai untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Hari ini potensi awan berada di timur laut Kota Dumai. Kita siapkan penerbangan ke sana," kata Koordinator Lapangan Teknologi Modifikasi Cuaca Satuan Tugas Penanggulangan Karhutla Riau Dwipa Wirawan di Pekanbaru, Rabu (11/3).

Baca Juga

Dia mengatakan satu pesawat Cassa milik TNI Angkatan Udara yang mampu mengangkut 800 kilogram garam halus akan dikerahkan dalam operasi hujan buatan di wilayah pesisir Provinsi Riau.

"Arahan dari Lanud kita fokus pada potensi awan di Riau dan mempertimbangkan arah angin menjelang musim kemarau," katanya mengenai rencana penggunaan teknologi modifikasi cuaca untuk memicu hujan.

Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Harmensyah mengatakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan TNI Angkatan Udara, BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Pemerintah Provinsi Riau pada Rabu memulai penggunaan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengatasi karhutladi Bumi Lancang Kuning. Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin menjadi posko penyelenggaraan TMC di Riau.

Satu unit pesawat Cassa A-2108 dari Skadron Udara 4 Pangkalan TNI Angkatan UdaraAbdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur, disiapkan untuk menyebarkan garam di langit dengan potensi awan hujan. Pesawat itu mampu mengangkut 800 kilogram garam dalam sekali penerbangan.

Harmensyah mengatakan bahwa selama ini penggunaan teknologi modifikasi cuaca cukup efektif mendukung upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan selama periode siaga darurat.

"BPPT melakukan TMC bukan hanya tebar tebar garam begitu. Namun dengan perhitungan yang cermat, mulai dari arah angin, awan potensial, pendataan cuaca dan lainnya," ujarnya.

Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT Tri Handoko Seto mengatakan penerapan teknologi modifikasi cuaca di wilayah Provinsi Riau tidak hanya ditujukan untuk mematikan titik api kebakaran hutan dan lahan sebagai sumber bencana kabut asap, tetapi juga untuk menjaga kelembaban lahan gambut. Lahan gambut harus dijaga tetap basah supaya tidak mudah terbakar.

Teknologi modifikasi cuaca untuk memicu hujan digunakan untuk membasahi kembali lahan gambut yang dinilai mulai mengering. Hal itu untuk menurunkan risiko kebakaran lahan gambut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement