Rabu 11 Mar 2020 17:06 WIB

IDI dan PKK Banyumas Bagikan Masker Batik

Masker batik dinilai sudah cukup efektif untuk mencegah penyebaran virus corona.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas menggunakan masker di dekat ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Selasa (10/3/2020).(Antara/Aprillio Akbar)
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Petugas menggunakan masker di dekat ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Selasa (10/3/2020).(Antara/Aprillio Akbar)

REPUBLIKA.CO.ID,  BANYUMAS -- Ikatan Dokter Indonesia cabang Banyumas, mempelopori pembuatan masker yang terbuat dari bahan batik. Masker yang terbuat dari bahan batik tersebut, dibagikan pada anggota PKK Banyumas yang tengah menggelar rapat koordinasi di aula kantor Kecamatan Purwojati, Rabu (11/3).

Dalam kesempatan itu, pihak IDI juga menyampaikan sosialisasi mengenai pola penularan virus penyebab penyakit Covid-19. ''Saat ini ada salah pengertian bahwa virus tersebut disebarkan melalui udara. Itu sama sekali tidak benar. Penularan penyakit ini mirip flu, yang hanya ditularkan melalui partikel cairan penderita Covid-19 saat batuk,'' ucap Ketua IDI Banyumas, Nugroho Harbani SpS.

Baca Juga

Dia menilai, sosialisasi mengenai pencegahan penularan penyakit Covid-19 melalui PKK, dinilai lebih efektif karena lembaga ini memiliki anggota hingga ke rumah-rumah tangga. Melalui ibu-ibu PKK, diharapkan pemahaman masyarakat mengenai penyakt Covid-19, menjadi lebih baik.

Mengenai masker batik yang dibagikan, dia menyebutkan, masker tersebut dibuat dalam bentuk dua lapisan kain batik yang berbahan halus. ''Bagi masyarakat awam yang tidak beraktivitas di RS, masker tersebut sudah cukup memadai dan sesuai dengan standar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI),'' kata dia.

 

Menurut dokter yang juga menjabat sebagai Wakil Direktur RSUD Banyumas ini, ide pembuatan masker berbahan kain batik, memang datang dari dirinya. ''Ide ini muncul karena sulitnya mendapatkan masker. Bukan hanya masyarakat saja yang kesulitan, kami yang bertugas di rumah sakit pun kesulitan mendapatkan masker. Kalau pun ada, harganya naik gila-gilaan,'' katanya.

Ide ini, menurut dr Nugroho, kemudian dikomunikasikan dengan PKK Banyumas, yang akan menggelar rapat koordinasi Rabu (11/3) ini. Dari komunikasi ini kemudian disepakati untuk dibuatkan masker berbahan batik, yang akan dibagikan pada peserta rapat PKK.

''Yang membuat masker batik, kami serahkan pada home industri. Kami pesan dibuatkan sebanyak 550 unit, yang 100 lembar digunakan untuk manajemen RSUD Banyumas, sedangkan yang 450 lembar kami bagikan pada peserta rakor PKK,'' katanya.

Dia mengakui, harga pembuatan masker dari bahan kain batik ini memang masih cukup mahal. Harga per lembar, pda kisaran Rp 10 ribu. ''Harga yang masih cukup tinggi ini, karena kami pesan mendadak dan dibuat home industri. Kalau dibuat secara massal dan oleh kalangan industri, saya kira harganya akan jauh lebih murah,'' katanya.

Dia menjamin, masker yang hanya dibuat dari dua lembar kain tersebut, sudah cukup efektif untuk menahan kemungkinan penularan penyakit Covid-19. ''Itu sudah sesuai standar PPI. Tidak perlu harus dengan menggunakan kain kassa atau kain khusus. Itu lebih untuk kebutuhan medis,'' katanya. n eko widiyatno

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement