Rabu 11 Mar 2020 16:42 WIB

Pengusaha Pastikan Stok Obat di Dalam Negeri Aman

Saat ini bahan baku industri farmasi Indonesia masih bergantung dari impor.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Warga membeli obat-obatan di apotek. ilustrasi (Thoudy Badai_Republika)
Foto: Thoudy Badai_Republika
Warga membeli obat-obatan di apotek. ilustrasi (Thoudy Badai_Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak merebaknya wabah virus Corona orang berbondong bondong memborong masker, cairan pembersih tangan dan obat obatan. Untuk hal tersebut, pengusaha obat obatan memastikan stok obat obatan untuk penangkal virus Corona masih aman.

Ketua Komite Perdagangan dan Industri Bahan Baku Farmasi Gabungan Pengusaha Farmasi Vincent Harijanto menjelaskan untuk stok bahan baku obat masih aman. Meski memang diakui Vincent bahan baku farmasi saat ini masih bergantung dari impor.

Baca Juga

Vincent menjelaskan stok obat untuk barang yang fast moving dipastikan aman sampai April mendatang. Namun untuk obat yang slow moving stoknya bisa bertahan hingga Juli.

"Pesan memang kita nggak perlu panik. Stok yang kita punya bahwa stok obat saat ini masih bisa sampai Maret dan April. Itupun dikatakan untuk fast moving item. Kita stoknya Maret dan April. Slow moving sampai Juni dan Juli," ujar Vincent di Hotel Millenium, Rabu (11/3).

 

Vincent menjelaskan untuk memastikan bahan baku dan stok obat tak terkendala asosiasi bekerjasama dengan Bea Cukai dan BPOM untuk memastikan pasokan bahan baku aman. Sebab, mayoritas bahan baku obat masih berasal dari China.

"Karena masalah pengiriman barang farmasi ini juga waktu awal kita terhambat dokumen. Impor bahan baku perlu dokumen dokumen. Tetapi dari BPOM dan bea cukai sudah berjanji untuk memberikan kemudahan an solusi kalau ada kesulitan," ujar Vincent.

Ia juga menjelaskan dari segi pasokan sejauh ini memang tidak ada masalah dari China. Dari sisi kuantitas pihak China masih bisa memasok bahan baku farmasi. Hanya saja diakui oleh Vincent dari segi pengiriman ada delay karena pihak pemasok melakukan pengiriman pasokan dengan cara berkala.

"Sekarang bertahap kalau order bahan baku. Tapi ini masalah waktu aja. Tapi kalau jumlahnya nggak masalah. Misalnya kami minta lima ton, mereka akan kirim secara bertahap 2 ton dulu, lalu sisanya," ujar Vincent.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement