Rabu 11 Mar 2020 14:12 WIB

IMF dan Bank Dunia Uji Coba Kerja Jarak Jauh karena Corona

IMF dan Bank Dunia menghindari pertemuan langsung untuk cegah penularan corona.

Red: Nur Aini
Logo Bank Dunia()
Logo Bank Dunia()

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia sedang menguji kemampuan ribuan staf di Washington untuk bekerja dari jarak jauh jelang pertemuan virtual bulan depan di tengah wabah virus corona yang menyebar secara cepat.

IMF mengatakan lebih dari 2.000 karyawan akan berpartisipasi dalam "latihan kerja jarak jauh" pada Jumat sebagai langkah persiapan untuk pertemuan virtual bulan depan.

Baca Juga

Menurut penghitungan Reuters, lebih dari 116.100 orang telah terinfeksi oleh virus corona di lebih dari 110 negara, dan 4.090 orang meninggal dunia.

Sebagian besar kantor pemerintah AS tetap terbuka, tetapi staf di Komisi Sekuritas dan Bursa AS bekerja dari rumah pada Selasa setelah seorang karyawan di kantor pusat dirawat karena gejala virus corona.

"Latihan ini akan memungkinkan kita untuk lebih memperkuat kesiapan IMF untuk tetap menjalankan operasinya dan melayani anggotanya selama masa sulit ini," ujar seorang juru bicara IMF.

IMF dan Bank Dunia mengatakan pekan lalu mereka akan menerapkan "format virtual" untuk pertemuan yang akan berlangsung pada 17-19 April alih-alih bertemu langsung di Washington. Pertemuan tersebut biasanya dihadiri sekitar 10.000 pejabat pemerintah, pebisnis, perwakilan masyarakat sipil, dan jurnalis dari seluruh dunia.

Bank Dunia, yang memiliki 16.000 staf dan konsultan di Washington, juga membatasi akses untuk masuk ke gedung bagi siapa saja yang pernah ke Iran, China, Italia, dan Korea Selatan dalam 14 hari terakhir. Akses juga dibatasi bagi mereka yang memiliki demam, gejala pilek atau flu; atau secara sadar telah melakukan kontak dekat dengan siapa saja yang sakit dan diduga memiliki virus corona.

Bank Dunia juga melakukan latihan kerja jarak jauh di tiap departemen, kata seorang juru bicara, seraya menambahkan, "Kami memiliki banyak sistem untuk memastikan kesinambungan bisnis."

IMF mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya menyediakan dana darurat sebesar 50 miliar dolar AS untuk membantu negara-negara miskin dan menengah dengan sistem perawatan kesehatan yang lemah dalam menanggulangi wabah virus corona. Bank Dunia pekan lalu mengumumkan dana awal 12 miliar dolar AS untuk membantu negara-negara yang terkena dampak virus corona di bidang kesehatan maupun ekonomi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement