Rabu 11 Mar 2020 10:39 WIB

Sempat Turun, Kasus Corona di China Naik Lagi

Kasus baru infeksi virus corona di China naik lagi setelah sempat turun pada Selasa.

Warga bermasker berjalan di pusat Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kasus baru infeksi virus corona di China naik lagi setelah sempat turun pada Selasa.
Foto: AP Photo/Arek Rataj
Warga bermasker berjalan di pusat Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kasus baru infeksi virus corona di China naik lagi setelah sempat turun pada Selasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- China daratan mencatat 24 kasus tambahan infeksi virus corona terkonfirmasi pada Selasa (10/3). Angkanya kembali naik dari 19 kasus dari hari sebelumnya, demikian diungkapkan Komisi Kesehatan Nasional China, Rabu.

Kasus baru tersebut menambah jumlah akumulasi di China daratan menjadi 80.778 kasus. Sementara itu, jumlah korban meninggal akibat wabah di China daratan mencapai 3.158 hingga Selasa, yang juga naik 22 dari Senin.

Baca Juga

Provinsi Hubei di China tengah, episentrum wabah virus corona, merupakan tempat seluruh kematian baru tersebut dengan 19 di antaranya terjadi di Ibu Kota Wuhan. Lebih dari 4.000 orang meninggal dan lebih dari 110 ribu terinfeksi di seluruh dunia, dengan sebagian besar di China.

Sementara itu, Presiden China Xi Jinping tiba di Wuhan pada Selasa (10/3) pagi. Kunjungan Xi ke pusat penyebaran wabah virus corona itu menjadi pertama kali sejak kasus ini dikabarkan pada akhir tahun lalu.

Dalam kunjungan tersebut, kantor berita resmi China, Xinhua, menyatakan, Xi akan memeriksa upaya pengendalian wabah yang telah dilakukan di Wuhan. Dia pun akan bertemu dengan pekerja medis garis depan, pejabat militer, pekerja masyarakat, polisi, pasien, dan penduduk.

Dikutip dari Channel NewsAsia, kunjungan mendadak Xi dilakukan sebagai apresiasi tindakan karantina yang belum pernah terjadi sebelumnya yang telah menutup Wuhan dan seluruh Provinsi Hubei tengah sejak akhir Januari. Pemerintah telah berhasil membuat penurunan secara dramatis dalam beberapa pekan terakhir untuk kasus penularan infeksi virus corona.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement