Rabu 11 Mar 2020 05:45 WIB

Waskita Beton Precast Siap Ekspansi Eksternal

Waskita Beton Precast membukukan kinsrja baik di sepanjang 2019.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Waskita Beton Precast(koranloker.info)
Foto: koranloker.info
Waskita Beton Precast(koranloker.info)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), berhasil mencatatkan kinerja yang baik dengan pendapatan usaha sebesar Rp 7,47 triliun dan laba bersih sebesar Rp 806,1 miliar sepanjang 2019. Direktur Utama Waskita Beton Precast Jarot Subana mengatakan, dari sisi perolehan nilai kontrak baru perusahaan membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp 7,03 triliun.

"Perusahaan berhasil mencapai target perolehan nilai kontrak baru. Hal ini didukung dengan perolehan kontrak eksternal sebesar 63,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 36 persen," ujar Jarot dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (10/3).

Baca Juga

Secara nilai, kata Jarot, peningkatan kontrak eksternal mencapai 83,01 persen atau Rp 2,43 triliun pada 2018 menjadi Rp 4,44 triliun triliun pada 2019. Jarot memaparkan beberapa proyek eksternal yang telah diperoleh di antaranya dari Proyek Jalan Tol Trans Sumatera, PLTGU Tambak Lorok, Proyek Refinery Development Maste Plan (RDMP) Refinery Unit (RU) V Pertamina Balikpapan yang merupakan kerjasama dengan Hyundai dan Pembangunan

Apartemen Modernland (Modernland Group) di Jakarta Garden City.

"2019 menjadi awal WSBP memperluas pasar untuk mendapatkan peluang dari proyek eksternal. Hal ini didukung dengan adanya inovasi produk yang dihasilkan, salah satunya spun pile berdiamater 1,2 m dan panjang 50 m yang merupakan produk precast pertama di Indonesia, bahkan Asia Tenggara," ucap Jarot.

Jarot mengatakan veberapa produk baru lainnya, yaitu bantalan rel kereta api, tiang listrik beton, dan sprigWP.  Perusahaan, lanjut Jarot, juga memperoleh pesanan produk Tetrapod untuk Proyek Pengaman Pantai di Singapura senilai Rp 435 miliar.

Saat ini, ucap Jarot, perusahaan tengah menyusun MoU dengan perusahaan asal Malaysia. Kerja sama ini nantinya akan berlanjut dengan joint operation untuk proyek-proyek luar negeri, salah satunya dalam pengejaan proyek LRT di Filipina, yang kini tengah dalam proses tender yang diikuti oleh Waskita Karya.

Untuk mendukung pertumbuhan perusahaan, kata Jarot, WSBP melakukan serangkaian strategi bisnis, yaitu pertama, pembangunan Plant Penajam di Kalimantan Timur sebagai komitmen untuk mendukung Program Pemerintah untuk pemindahan ibu kota negara di wilayah Penajam Paser Utara.

"Melalui plant ini, perusahaan ingin menyerap potensi pasar ke depan di wilayah tengah dan timur Indonesia, bahkan pasar regional di Asia Tenggara," lanjut Jarot.

Selain itu, pada 2019, ucap Jarot, WSBP menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I dalam 2 tahap, yaitu tahap I sebesar Rp 500 miliar dan tahap II sebesar Rp 1,5 triliun. Sebelumnya obligasi berkelanjutan I Tahap I mencapai oversubscribe pada masa penawaran awal, di mana dari total

permintaan yang masuk sebanyak Rp 1,091 triliun atau 2,18x dari jumlah yang ditawarkan sebanyak Rp 500 miliar.

Jarot menyampaikan perusahaan menargetkan adanya peningkatkan perolehan nilai kontrak baru dari eksternal melalui kerja sama dengan berbagai perusahaan baik BUMN, anak usaha BUMN, swasta, pemerintah hingga perusahaan di luar negeri pada tahun ini. Adapun target nilai kontrak baru WSBP pada 2020 sebesar Rp 11,9 triliun yang ditargetkan sebesar Rp 5,89 triliun berasal dari kontrak eksternal.

"Kami menargetkan porsi nilai kontrak baru internal dan eksternal sebesar masing-masing 50 persen," kata Jarot.

Jarot menyebut strategi ini sudah dimulai sejak awal tahun ketika perusahaan melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman Kerja sama dengan PT Pertamina Trans Kontinental untuk proyek bidang perbaikan dan pembangunan pelabuhan di lokasi pekerjaan milik anak usaha PT Pertamina (Persero).

Sinergi kerja sama juga dilakukan dengan PT Angkasa Pura Properti anak usaha dari

pengelola bandara PT Angkasa Pura I (Persero) untuk proyek pembangunan dan pemeliharaan area bandar udara. Dalam kedua kerja sama ini, perusahaan berperan dalam menyediakan produk beton precast. Selain itu, kata Jarot, perusahaan juga melakukan Penandatanganan Kontrak Katalog Pengadaan Bantalan Beton Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kemenhub.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement