Selasa 10 Mar 2020 15:44 WIB

Dokter Positif Corona, Layanan RS di Siprus Ditangguhkan

Dokter berusia 64 tahun itu merupakan pasien kedua yang terinfeksi virus corona

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Fasilitas medis terbesar di Siprus telah menangguhkan layanannya pada Selasa (10/3). Penangguhan dilakukan karena salah satu dokter di rumah sakit tersebut positif virus corona. Ilustrasi.
Foto: Chinatopix via AP
Fasilitas medis terbesar di Siprus telah menangguhkan layanannya pada Selasa (10/3). Penangguhan dilakukan karena salah satu dokter di rumah sakit tersebut positif virus corona. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID,  ATHENA -- Fasilitas medis terbesar di Siprus telah menangguhkan layanannya pada Selasa (10/3). Penangguhan dilakukan karena salah satu dokter di rumah sakit tersebut positif virus corona. Dokter berusia 64 tahun itu merupakan pasien kedua yang terinfeksi virus corona atau Covid-19.

Dokter tersebut diketahui baru kembali dari Inggris dan telah melakukan kontak dengan sejumlah pasien. Mulai Selasa semua rawat inap, klinik rawat jalan, jadwal operasi, dan jadwal kunjungan pasien di rumah sakit umum Nicosia ditangguhkan selama 48 jam. Kementerian Kesehatan Siprus mengatakan otoritas setempat akan melakukan peninjauan lebih lanjut.

Baca Juga

Dokter yang terinfeksi virus corona adalah dokter spesialis bedah jantung. Oleh karena itu, operasi bedah jantung di rumah sakit tersebut telah ditangguhkan dan pasien dipulangkan secara bertahap. Namun, pemulangan pasien tergantung pada kondisi kesehatannya.

Sebelumnya Menteri Kesehatan Siprus, Constantinos Loannou, mengumumkan bahwa dua orang pria positif terinfeksi virus corona. Pria pertama berusia 25 tahun yang kembali dari Milan pada 26 Februari. Pria ini diminta untuk mengarantina diri sendiri selama 14 hari.

Kemudian, pasien kedua adalah seorang dokter dari Nicosia. Kementerian Kesehatan telah mengaktifkan semua protokol untuk melacak semua orang yang melakukan kontak dengan dokter tersebut.

 

Loannou mengatakan dokter itu kembali ke Siprus pada 3 Maret. Dia tidak melewati pemindaian suhu tubuh di bandara karena pada saat itu Inggris tidak masuk ke dalam daftar negara-negara dengan jumlah kasus Covid-19 cukup tinggi.

Sejak pulang dari Inggris, dokter itu mengaku memiliki gejala seperti virus corona dan dia telah melapor ke pihak berwenang. Dia tidak menjalani karantina dan tetap beraktivitas seperti biasa. Kini, pihak berwenang sedang menelusuri sejumlah pasien yang melakukan kontak dengan dokter tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement