Selasa 10 Mar 2020 07:42 WIB

WHO: Ancaman Pandemi Virus Corona Semakin Nyata

Lebih dari 113 ribu orang di dunia yang dinyatakan positif virus corona.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Logo WHO(Ist)
Foto: Ist
Logo WHO(Ist)

REPUBLIKA.CO.ID, SOAVE -- Sejumlah negara memberlakukan larangan bepergian untuk menahan penyebaran virus corona atau Covid-19. Ketua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebut ancaman pandemi Covid-19 kini begitu nyata.

"Sekarang setelah virus telah menginjakkan kaki di banyak negara, ancaman pandemi begitu nyata," kata Tedros, Selasa (10/3).

Baca Juga

Saat ini Italia memperluas larangan bepergian di seluruh negeri. Israel memerintahkan sebelum Paskah Yahudi dimulai, semua pengunjung dikarantina beberapa pekan. Sementara itu, Spanyol menutup semua sekolah di dalam dan sekitar ibu kota.

"Keuntungan yang kami miliki adalah keputusan yang dibuat oleh semua pemerintah, bisnis, komunitas, keluarga, dan individu dapat memengaruhi lintasan epidemi ini," kata Tedros.

Walaupun pekerja di Beijing sudah mulai masuk dan jumlah kasus infeksi baru di China terus menyusut, Italia kesulitan untuk menavigasi cepatnya perubahan parameter penyebaran virus sehingga mereka menutup seluruh negeri. Ketakutan juga membayangi saham Wall Street yang jatuh ke titik paling parah sejak 2008. Dow Jones Industrial Average turun 7,8 persen. Harga minyak dunia juga turun di titik terendah sejak Perang Teluk 1991.

Sudah lebih 113 ribu orang dinyatakan positif Covid-19. Lebih dari 3.900 orang meninggal dunia. Sementara itu, lebih dari 62 ribu orang dinyatakan pulih. Namun, Italia mengintensifkan upaya menahan penyebaran virus.

"Tidak hanya di zona merah," kata Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte.

Ia mengumumkan, pemerintah memperluas larangan keluar masuk yang sebelumnya hanya berlaku di utara Italia ke seluruh negeri. Dokter-dokter Italia sempat merayakan kemenangan kecil setelah pasien pertama Covid-19 keluar dari ruang unit gawat darurat dan mulai bernapas sendiri.

Namun, cepatnya virus menyebar membuat dokter-dokter Italia bekerja seperti di zona perang. Mereka harus memutuskan dengan cepat siapa pasien yang harus dimasukkan ke unit gawat darurat.

"Sayangnya kami baru pada awalnya," kata kepala penyakit menular rumah sakit Sacco Dr Massimo Gali.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement