REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak ada yang lebih mengganggu daripada mengalami sakit kepala saat sedang berolahraga. Aktivitas fisik menjadi terhambat karena kepala yang berdenyut sakit atau karena migrain yang menyerang tanpa ampun.
Survei dari National Headache Foundation Amerika Serikat (AS) menunjukkan, sedikitnya 45 juta warga AS mengidap sakit kepala kronis, termasuk migrain. Dari jumlah tersebut, sebanyak 70 persen orang merasakan sakit saat berolahraga.
"Sebagian besar sakit kepala timbul ketika pembuluh darah di sekitar otak meradang, yang meregangkan saraf di dalam dan mengirimkan gelombang kejut rasa sakit," kata co-direktur Diamond Headache Clinic di Chicago, Merle Diamond.
Latihan kardio biasanya ampuh mengurangi reaksi tersebut. Sebagian berkat dorongan endorfin, hormon penghilang rasa sakit yang dilepaskan tubuh saat berolahraga. Bergerak juga meningkatkan aliran darah ke otak, meminimalkan peradangan pembuluh darah.
Studi lain di Swedia mengungkap, orang dewasa yang tidak aktif secara fisik berisiko satu setengah kali lebih besar untuk mengidap sakit kepala dan migrain berulang. Itu dibandingkan dengan orang yang aktif berolahraga tiga kali sepekan.
Ada berbagai pemicu mengapa sakit kepala muncul di tengah kegiatan olahraga. Salah satunya, tidak bernapas dengan benar. Tanpa sadar, seseorang bisa saja menahan napas berulang saat latihan kekuatan atau berlari. Tekanan darah meningkat dan muncullah sakit kepala.
Sementara, arus oksigen ke otot saat aktivitas olahraga semestinya mengalir lancar. Apapun latihan yang sedang dikerjakan, tetap pertahankan napas yang teratur dan baik. Jika perlu, fokus terlebih dahulu pada pernapasan dan turunkan intensitas latihan.
Pemicu sakit kepala saat berolahraga lainnya yaitu bergerak atau berlari tiba-tiba, dehidrasi, otot yang melemah, postur yang buruk, dan pilihan makanan. Orang yang rentan terkena migrain tidak dianjurkan mengasup asam amino tyramine menjelang olahraga.
Zat yang dapat memicu sakit kepala itu ada dalam kedelai, jeruk, pisang, yogurt, dan kacang-kacangan. Sebagai gantinya, cobalah biskuit gandum, keju, buah beri, mangga, kiwi, madu, atau susu tanpa lemak sebelum latihan, dikutip dari laman Shape.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
