Senin 09 Mar 2020 23:52 WIB

Singapura Berharap Kunjungan Wisatawan Indonesia Bisa Stabil

Selama ini Indonesia pemasok wisatawan terbesar kedua ke Singapura setelah China

Virus Corona (ilustrasi).(www.freepik.com)
Foto: www.freepik.com
Virus Corona (ilustrasi).(www.freepik.com)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Singapura berharap banyak pada kunjungan wisatawan dari Indonesia setelah pemasok utama turis ke negara itu yakni Republik Rakyat Tiongkok (RRT) mengalami penurunan drastis pascaseranganvirus corona (Covid -19). "Indonesia selama ini memang jadi pemasok wisatawan terbesar kedua ke Singapura setelah China (RRT). Jadi Singapura berharap kunjungan wisatawan asal Indonesia masih tetap banyak," ujar Area Director Singapore Tourism Booard (STB) Indonesia, Mohamed Firhan Abdul Salam, di Medan, Senin (9/3).

Pada 2019, kunjungan wisatawan asal Indonesia ke Singapura sebanyak 3,11 juta orang. Jumlah itu naik tiga persen dan tercatat sebagai salah satu yang memiliki pertumbuhan absolut tertinggi pada 2019. "Harapan akan tetap tingginya kunjungan wisatawan Indonesia karena hingga saat ini baik Singapura maupun Indonesia tidak atau belum membuat kebijakan larangan keluar dan masuk ke dan dari negara keduanya," ujar Mohamed Firhan Abdul Salam.

Baca Juga

Walaupun, katanya, sejak mewabahnya Covid-19, kunjungan wisatawan Indonesia dan negara lainnya ke Singapura juga mengalami penurunan. "Secara menyeluruh ada penurunan kunjungan wisatawan ke Singapura sekitar 20 ribuan orang per hari pascamerebaknyavirus corona. Tetapi ke depannya diyakini bisa kembali normal," katanya.

Pada 2019, kunjungan wisatawan ke Singapura naik 3,3 persen dari 2018 atau mencapai 19,1 juta orang. Dengan total penerimaan yang bertumbuh 0,5 persen yakni 27,1 miliar dolar Singapura. "Meski dihadapkan pada situasi sulit yakni Covid-19, Pemerintah Singapura masih tetap optimistis ada pertumbuhan di kedatangan wisatawan dengan rata-rata 3 persen," ujarnya.

Apalagi, Pemerintah Singapura terus melakukan antisipasi Covid-19 untuk menjaga atau menekan penyebaran virus itu..

"Sejauh ini belum ada kematian akibat virus corona di Singapura. Sebagian yang sempat dirawat juga sudah keluar da rumah sakit," ujarnya.

Chief Executive STB, Keith Tan, menyatakan sektor pariwisata Singapura menghadapi tantangan terbesar sejak wabah SARS di 2003. Namun tidak seperti SARS, saat ini Pemerintah Singapura lebih siap dan tangguh dalam menghadapi dampak Covid-19. Destinasi wisata Singapura tetap aktraktif dengan produk pariwisata yang kuat.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement