Senin 09 Mar 2020 23:44 WIB

Anggaran Terbatas, DKP Jabar Tetap Gelar Sekolah Pantai

Melalui Sekolah Pantai para anak didik diharap memahami pentingnya menjaga pantai.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
DKP Jabar gelar Sekolah Pantai,. Ilustrasi foto pantai jawa barat.
Foto: Antara/M Ibnu Chazar
DKP Jabar gelar Sekolah Pantai,. Ilustrasi foto pantai jawa barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Barat mendorong optimalisasi Program Laut Juara melalui Sekolah Pantai. Menurut Kepala Bidang Kelautan DKP Jabar Endang Haris, tahun ini, akan diikuti oleh sekitar 20 peserta yang merupakan siswa SMP dan SMK di wilayah Pangandaran.

Haris mengatakan, Sekolah Pantai merupakan kegiatan yang digelar secara rutin setahun sekali. Pada 2019 lalu, diikuti oleh sekitar 100 peserta yang diselenggarakan di Pangandaran dan Cirebon.

Baca Juga

"Karena keterbatasan anggaran, untuk tahun ini hanya 20 peserta di Pangandaran, rencananya digelar bulan Juni ini. Kalau tahun lalu diikuti sekitar 50 peserta di Pantai Utara dan 50 peserta di Pantai Selatan," ujar Endang Haris, Senin (9/3).

Sekolah Pantai, kata Haris, idealnya dilaksanakan gebyar dengan melibatkan anak-anak didik yang lebih banyak, mengingat bersifat edukasi. Di mana para peserta diberikan pemahaman terkait menjaga lingkungan pantai.

Menurutnya, yang menyelenggarakan dan memiliki anggaran merupakan cabang dinas di wilayah Selatan dan Utara. Sementara saat ini, baru cabang dinas di wilayah Selatan yang telah mengkonfirmasi akan menggelar Sekolah Pantai.

"Mungkin tahun depan kita akan coba gebyar yang melibatkan lebih banyak peserta. Tapi tiap tahun kita selalu ada," katanya.

Haris berharap, melalui Sekolah Pantai para anak didik dapat memahami pentingnya menjaga pantai. Sebagai pemateri, DKP Jabar mengandeng sejumlah pihak mulai dari pengajar, praktisi hingga dari kementerian.

 "Ini paling tidak nanti dari mereka (anak didik)  bisa menyebarkan ke yang lain di masyarkat, lingkungan dan sebagainya," katanya.

Sementara menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jabar Jafar Ismail, melalui Sekolah Pantai, pihaknya akan mengedukasi kepada para siswa di kawasan pantai agar dapat turut serta dalam memelihara ekosistem. Hal ini dirasa perlu untuk melestarikan kekayaan alam yang berada di Jabar, khususnya untuk kawasan pantai.

"Jadi bagaimana kita memelihara ekosistem, dari mulai edukasi tidak membuang bahan plastik dan sebagainya yang tidak ramah lingkungan," kata Jafar

Edukasi terkait memelihara lingkungan di area pantai, kata dia, harus diberikan secara berkelanjutan agar lebih optimal. Hal itu dimulai dari cara yang sederhana namun memiliki efek yang besar seperti tidak membuang sampai sembarangan.

"Jadi di pantai itu mereka yang sudah sadar bisa ikut menjaga ekosistem. Nanti wisatawan juga dikasih edukasi," katanya.

Jafar mengatakan, edukasi yang diberikan dalam Sekolah Pantai bukan hanya terkait menjaga lingkungan. Mengingat Jawa Barat tergolong rawan terjadi bencana, pihaknya pun memberikan edukasi dan informasi mengenai mitigasi Tsunami.

Jadi, kata dia, ke depan akan jelas ke mana titik kumpul, bagaimana cara menyelamatklan kalau ada gempa. Serta, bagaimana ciri-cirinya karena tidak semua gempa akan terjadi tsunami. "Tapi itu adalah salah satu tanda agar bersiap-siap. Bagaimana cara menyelamatkan diri," kata Jafar.

Menurut Jafar, masih upaya optimalisasi Program Laut Juara, DKP Jabar pun turut menindaklajuti harapan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat yang menjadikan sektor pariwisata sebagai lokomotif ekonomi. Salah satunya melalui program Wisata Bahari.

Jabar sendiri, kata dia, memiliki Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) di Tangkolak, Kabupaten Karawang. Walaupun beberapa kapal telah diangkat dan dipajang dimuseumkan, namun tidak menutup kemungkinan masih ada puing-puing kapal lainnya di dasar laut yang dapat dimanfaatkan untuk sektor pariwisata.

"Diperkirakan di wilayah Utara kan banyak yang datang dari luar ya dulu. Ada kapal kapal tenggelam dan sudah diangkat sebagian, kebetulan di musim tertentu bisa dipakai diving," katanya.

Saat ini, kata dia, setiap akhir pekan diperkirakan terdapat 1000 wisatawan yang datang ke kawasan tersebut. Di mana di antaranya tertarik untuk melihat panorama bahwa laut kawasan Tangkolak yang indah.

"Tapi memang hanya musim-musim tertentu. Karena kadang-kadang airnya keruh," katanya.

Untuk memaksimalkan Program Laut Juara, kata dia, DKP Jabar juga melakukan rehabilitasi kawasan mangrove dan terumbu karang. Selain itu, juga melakukan konservasi penyu serta rehabilitasi kantor kawasan khusus penyu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement