Senin 09 Mar 2020 18:59 WIB

Siapa Kelompok Aswaja? Ini Pendapat Ulama Asal Senori Tuban

Syekh Abu Fadhol asal Senori Tuban jelaskan kelompok Aswaja.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Syekh Abu Fadhol asal Senori Tuban jelaskan kelompok Aswaja.  Umat muslim beribadah di Masjid Sultan Suriansyah Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (9/5/2019). (Antara/Bayu Pratama)
Foto: Antara/Bayu Pratama
Syekh Abu Fadhol asal Senori Tuban jelaskan kelompok Aswaja. Umat muslim beribadah di Masjid Sultan Suriansyah Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (9/5/2019). (Antara/Bayu Pratama)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Khazanah keilmuan dan kealiman ulama-ulama nusantara tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena, tidak sedikit ulama nusantara yang produktif menulis kitab, salah satunya adalah ulama asal Tuban yang bernama Syekh Abu Fadhol Senory.

Salah satu santri Hadrastus Syekh KH Hasyim Asy’ari ini menulis kitab berjudul Al Kawakib Al Lama’ah. Kitab ini sangat penting untuk dipelajari generasi millenial umat Islam di Indonesia. Apalagi, saat ini terdapat upaya-upaya pengaburan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).

Baca Juga

Di tengah maraknya ideologi yang tidak jelas dan mengada-ada, kitab Al Kawakib Al Lama’ah ini bisa menjadi benteng untuk menjaga pemahaman keislaman masyarakat Indonesia yang selama ini banyak menganut paham Aswaja.

Dalam kitab ini, Syekh Abu Fadhol Senory memberikan penjelasan yang cukup sederhana dan membaginya ke dalam lima pasal. Lima pasal tersebut menjelaskan epistemologi Aswaja yang dikembangkan oleh Abu Al Hasan Al Asy’ari dan Abu Manshur Al Maturidi. 

Pada pasal pertama, Syekh Abu Fadhol mengutip pendapat Ar Ramzi dalam syarah //Al Minjah// yang menyatakan bahwa ahli bidah bersebrangan dengan prinsip Aswaja terkait dengan akidah yang dijunjung Nabi Muhammad, para sahabat, dan generasi setelah mereka. 

Menurut Syekh Fadhol, generasi setelah mereka tersebut maksudnya adalah setelah Abu Al Hasan Al Asy’ari dan Abu Manshur Al Maturidi serta para pengikutnya. Karena itu, yang disebut Aswaja adalah golongan Asy’ariyah dan Maturidiyah. 

Dia menjelaskan, golongan Asy’ariyah tersebut masyhur di daerah Khurasan, Irak, Syam, dan berbagai penjuru negeri lainnya. Sedangkan Al Maturidiyah atau para pengikut Abu Manshur Al Maturidi terkenal di negeri Turkistan. 

Dalam menjelaskan paham Aswaja, Syekh Fadhol mengutip banyak pendapat para ulama. Namun, secara keseluruhan Syekh Fadhol membagi Aswaja ke dalam tiga kelompok. Pertama, yaitu ahli hadis. Kelompok ini menggunakan metode dalil-dalil sam’i, yakni Alquran, hadis, dan ijmak. 

Kedua, kelompok ideologis dan pemikir. Mereka adalah kaum Asy’ariyah dan Hanafiah (Maturidiyah). Kempok ini sepakat untuk menggunakan prinsip-prinsip aqliyah dan sam’iyah (penggunaan dalil aqli dan dalil naqli) terhadap semua hal yang tidak dibahas dalam Alquran dan sunnah dan yang bisa dijangkau akal. 

Ketiga, kelompok ahli rasa dan kasyaf. Mereka yang termasuk kelompok ini adalah kaum sufi. Adapaun prinsip-prinsip mereka di tahap awal adalah sama dengan prinsip ahli fikih dan hadis, tapi pada puncaknya mereka menggunakan kasyaf dan ilham.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement