Senin 09 Mar 2020 11:46 WIB

Urun Pemikiran Kaum Muda Muhammadiyah UMM untuk Indonesia

Cendekiawan Muhammadiyah menggelar kolokium nasional interdisipliner.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Hafil
Urun Pemikiran Kaum Muda Muhammadiyah UMM untuk Indonesia. Foto:Logo Muhammadiyah.
Foto: Antara
Urun Pemikiran Kaum Muda Muhammadiyah UMM untuk Indonesia. Foto:Logo Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Cendekiwan Muda Muhammadiyah (CMM) menggelar Kolokium Nasional Interdisipliner. Acara yang juga dikerjasamakan dengan Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM) tersebut dalam rangka menyambut Muktamar Muhammadiyah ke-48 dengan mengusung tema, “Konsolidasi Kaum Muda Muhammadiyah untuk Memajukan Indonesia dan Mencerahkan Semesta”.

Rektor UMM Fauzan berpendapat, Cendekiawan Muda Muhammadiyah harus punya resonansi dan tanggung jawab nasional. “Bukan hanya pandai berpikir dan menggagas, tapi harus pandai mengeksekusi ide-ide brilian itu. Kolokium ini hanya awal. Sya berharap cendekiawan muda mampu mengawal Muhammadiyah untuk terus berkebaruan," kata dia melalui siaran persnya, Senin (9/3).

Baca Juga

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengapresiasi agenda dalam rangka berkontribusi secara ilmiah dalam menyambut pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo tahun 2020. Apalagi, dia meyakini, cendikiawan muda Muhammadiyah, mempunyai peran strategis untuk membawa organisasi berkemajuan.

“Saya memberi apresiasi terhadap acara ini karena saya yakin cendekiawan Muhammadiyah punya peran strategis untuk membawa Muhammadiyah bertahan dan berkiprah di masa depan,” kata Haedar.

Haedar berpendapat, cendekiawan Muhammadiyah harus mampu menelurkan tawaran-tawaran alternatif yang baru dan substantif, serta bisa memandu jalannya kehidupan manusia. Konteks yang dia tegaskan adalah persoalan kebangsaan dan ke-bhineka-an, yang oleh Muhammadiyah direspon dengan gagasan Darul Ahdi Was Syahadah.

“Cendekiawan Muhammadiyah harus memperkaya dimensi alternatif bagaimana mengisi cita-cita pendiri bangsa dengan Islam tanpa mengancam keberadaan ‘yang lain’. Untuk itu, anda harus memperkaya bacaan dan memperluas pergaulan, muhasabah terus menerus,” ujar Haedar.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, di kalangan Muhammadiyah, ada anak muda yang mencoba meluruskan keadaan dengan penelitian dan laporan-laporan indepth. Menurutnya itu sangat bagus. Sebab di luaran, ada tren ke-tidak tekun-an.

Menurut Muhadjir, di kalangan anak muda terdapat ketimpangan struktural dan spasial. Sehingga harus pula ada pemetaan ketimpangan di kalangan anak muda Muhammadiyah. "Jangan sampai, mayoritas anak muda Muhammadiyah masih mengalami ketimpangan," kata Muhadjir.

Snggota Cendekiawan Muda Muhammadiyah UMM, Hasnan Bachtiar mengatakan, peran-peran penting Muhammadiyah harus terus diupayakan dan menjangkau seluruh aspek pembangunan nasional. Contohnya meliputi bidang pendidikan, kesehatan dan filantropisme, politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan, serta aspek-aspek lainnya yang bersifat interdisipliner.

“Karena itu, kami Cendekiawan Muda Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah Malang  berupaya memberikan sumbangsih intelektualnya dalam hal pembangunan peradaban Indonesia yang berkemajuan," kata Hasnan, yang menjadi ketua pelaksaan pada acara yang digelar.

Hasnan mengaku, selain sebagai ajang silaturrahmi (sambung-rasa) dan silatulfikri (sambung-fikir), avara yang digelar juga untuk turut berkontribusi dalam menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan dewasa ini. Acara tersebht diakuinya juga digelar dalam rangka konsolidasi dan memperkuat jejaring cendikawan muda Muhammadiyah di seluruh Indonesia.

“Tak kalah penting, agenda utama dari kolokium ini untuk merumuskan policy brief yang bisa digunakan sebagai pertimbangan bagi para pihak yang berkepentingan dalam rangka mendorong pembangunan Indonesia yang berkemajuan,” ujar Hasnan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement