Senin 09 Mar 2020 09:22 WIB

IHSG Tertekan di Awal Pekan

Pelemahan IHSG ini sejalan dengan pergerakan bursa saham Amerika Serikat dan Asia.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Refleksi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/Prayogi
Refleksi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada awal pekan ini, Senin (9/3). Indeks saham melemah 2,44 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di level 5.498,54. Sementara itu, indeks LQ45 terkoreksi cukup dalam 4,88 persen.

Pelemahan IHSG ini sejalan dengan pergerakan bursa saham Amerika Serikat dan Asia. Indeks Nasdaq melemah 1,87 persen diikuti indeks S&P 500 turun 1,71 persen dan indeks Dow Jones terkoreksi 0,98 persen. 

Baca Juga

 

Sementara pada pukul 09.00 WIB, indeks Nikkei 225 anjlok 5,91 persen diikuti indeks Strait Times melemah 3,92 persen, indeks Hang Seng terkoreksi 3,90 persen dan indeks Shanghai Composite turun 1,82 persen. 

Pergerakan pasar saham pekan ini akan dipengaruhi oleh kebijakan dan stimulus pemerintah dalam mengantisipasi dampak penyebaran virus korona baru atau Covid-19. Awal pekan lalu pasar saham dunia sempat menguat akibat harapan stimulus moneter berbagai bank central dunia.

"Pelaku pasar kembali berharap The Fed melakukan pemotongan bunga pada pertemuan 18-19 Maret mendatang untuk menghadapi perlambatan ekonomi dunia," kata Direktur PT. Anugerah Mega Investama Hans Kwee, Ahad (8/3).

Pasar saham dunia juga menunggu realiasi berbagai stimulus lembaga dunia terkait penyebaran virus korona. Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, mengatakan IMF menyediakan dana yang ditujukan bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan emerging market.

Bank Dunia juga mengatakan siap membantu negara anggota mengatasi tantangan kemanusiaaan dan perekonomian akibat wabah virus korona melalui dana darurat. G-7 juga menyampaikan akan menggunakan berbagai alat untuk membantu ekonomi global menangani ancaman virus korona.

Pasar saham dunia masih khawatir dengan peringatan dari WHO yang menyebutkan virus korona memiliki potensi menjadi pandemik. Kekhawatiran ini ditambah pula dengan perkiraan lembaga pemeringkat Moody's yang menyebut wabah Covid-19 akan memicu resesi global pada paruh pertama tahun 2020.

Hans memperkirakan IHSG di awal pekan ini masih akan koreksi. Meski demikian, menurutnya IHSG masih berpotensi menguat di akhir pekan. Hans pun menyarankan pelaku pasar dengan horizon investasi lebih dari satu tahun agar melakukan cicil beli ketika IHSG turun di bawah 5.300.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement