Ahad 08 Mar 2020 23:28 WIB

Pemerhati: Kualitas Hidup Perempuan Masih Tertinggal

Akademisi ini menilai kualitas hidup perempuan di Sulsel masih tertinggal.

Hari Perempuan Internasional. Aktivis perempuan melakukan aksi di depan Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/3/2019).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Hari Perempuan Internasional. Aktivis perempuan melakukan aksi di depan Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR-- Pemerhati perempuan yang juga adalah Akademisi dari Universitas Muslim Indonesia DR Hadawiah Hatita, MSi mengatakan, kualitas hidup perempuan di Sulsel masih tertinggal dibandingkan laki-laki. Hal itu dikemukakan Hadawiah menanggapi refleksi Peringatan Hari Perempuan Internasional di Makassar, Ahad (8/3).

Dia mengatakan, perempuan dari segala lini masih perlu terus didorong untuk kesetaraan gender. Pasalnya, tidak semua perempuan berada di lingkungan sosial dan ekonomi yang sama untuk meraih kualitas hidup yang sama dengan laki-laki.

Hal itu terbukti dari data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) 2017 bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) laki-laki berada pada angka 74,21, sementara perempuan 68,90.

Sementara Indeks Pembangunan Gender (IPG) 92,84 dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 70,57.

 

Mencermati kondisi itu yakni pencapaian IPM, IPG dan IDG sesungguhnya menggambarkan kesenjangan antara laki-laki dan perempuan.

Pasalnya jika bertolak pada data BPS itu, maka hampir setiap bidang pembangunan, kualitas hidup kaum perempuan tertinggal di banding laki-laki.

"Meskipun diakui, di lapangan sudah banyak perempuan yang berprestasi yang tidak kalah sama laki-laki," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement