Ahad 08 Mar 2020 11:55 WIB

Parlemen AS Salahkan FAA Atas Kecelakaan Boeing 737

Peninjauan yang dilakukan FAA tidak cukup, FAA dinilai gagal mengidentifikasi masalah

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah pesawat Boeing 737 Max dikandangkan di Boeing Field Seattle, Amerika Serikat.
Foto: AP Photo/Elaine Thompson
Sejumlah pesawat Boeing 737 Max dikandangkan di Boeing Field Seattle, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--House of Representative Amerika Serikat (AS) menyalahkan otoritas penerbangan AS (FAA) atas kecelakaan fatal pesawat Lion Air dan Ethiopian Airlines. Dalam laporan penyelidikan terhadap pesawat Boeing 737 itu House mengatakan persetujuan FAA dan kegagalan rancangan Boeing 'menghancurkan' penerbangan dua maskapai tersebut.

Hasil penyelidikan awal yang dilakukan Komite Transportasi House dirilis pada Sabtu (7/3). Komite Transportasi House mengatakan peninjauan sertifikasi yang dilakukan FAA terhadap Boeing Max 737 'sangat tidak cukup' dan regulator itu gagal menjalankannya tugas untuk mengidentifikasi masalah keamanan yang penting.

"Kombinasi dua masalah ini menghancurkan penerbangan maskapai Lion Air dan Ethiopian Airlines," kata komite dalam laporannya.

Pesawat Boeing 737 MAX sudah dikandangkan setelah kecelakaan di Indonesia pada Oktober 2018 dan Ethiopia pada bulan Maret 2019. Dua kecelakaan tersebut menewaskan 346 orang.

"Rancangan 737 Max juga dirusak oleh kegagalan teknis, lemahnya transparansi dari regulator dan pelanggan dan ada upaya untuk mengaburkan informasi tentang operasi pesawat," kata komite House dalam laporan itu.  

Laporan ini dirilis beberapa hari sebelum satu tahun kecelakaan Ethiopian Airlines. Dalam hasil penyelidikan tersebut House mengatakan temuanini harus mendorong perubahan legislastif tentang bagaimana regulator AS menyetujui pesawat baru.

Komite Transporatasi House sudah melakukan penyelidikan selama hampir satu tahun. Selama penyelidikan berlangsung mereka menerima ratusan dokumen dan mewawancarai orang-orang penting Boeing dan FAA.

Boeing mengatakan mereka akan berkerja sama dengan penyelidikan komite dan meninjau laporan tersebut. Sementara dalam pernyataannya FAA mengatakan menyambut hasil observasi laporan itu dan sudah ada pembelajaran yang diambil dari dua kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia.

"Dua kecelakaan akan menjadi batu loncatan keamanan yang lebih baik lagi, sementara proses sertifikasi FAA sudah mapan dan secara konsisten memproduksi rancangan pesawat yang aman, kami agen pembelajaran dan menyambut penyelidikan," kata FAA.

Pemerintah Ethiopia mengatakan mereka berencana merilis laporan awal tentang kecelakaan Ethiopian Airlines pada 10 Maret. Sebelum satu tahun kecelakaan terjadi.

Indonesia sudah merilis laporan akhir kecelakaan Lion Air pada bulan Oktober tahun lalu. Indonesia menyalahkan rancangan perangkat lunak Boeing 737 Max dan sedikit menyinggung kesalahan penerbang dan krunya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement