Sabtu 07 Mar 2020 11:06 WIB

Isuzu Jamin Produk Euro4 Masih Kompetitif

Tahun depan, pabrikan wajib memasarkan kendaraan diesel dengan standar Euro4.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Iring-iringan Isuzu Traga untuk diekspor berjalan setelah dilepas oleh Presiden Joko Widodo di Karawang Timur, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Iring-iringan Isuzu Traga untuk diekspor berjalan setelah dilepas oleh Presiden Joko Widodo di Karawang Timur, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun depan, pabrikan otomotif sudah diwajibkan untuk memasarkan kendaraan diesel dengan standar emisi euro4. Untuk menghadapi regulasi itu, Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) pun telah melakukan sejumlah kuda-kuda dan siap untuk menghadirkan produk euro4 dalam harga yang kompetitif.

Department Head Prototype and Test Department IAMI, Harmoko Setyawan mengatakan, saat ini fasilitas produksi Isuzu di Indonesia hadir dalam dua garis produksi. Mengingat, saat ini Isuzu tak hanya melakukan produksi untuk pasar Indonesia yang masih mengacu standar euro2 namun juga melakukan produksi untuk ekspor Isuzu Traga dalam standar euro4.

Baca Juga

"Ini jadi salah satu keunggulan kami jika nanti pasar domestik sudah wajib euro4. Karena, nanti proses produksi untuk domestik dan ekspor dilakukan dalam satu garis produksi sehingga prosesnya akan lebih efisien," kata Harmoko kepada Republika.co.id saat dijumpai usai diskusi pintar Isuzu dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di booth ISUZU dalam Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) 2020 pada Jumat (6/3).

Menurutnya, penerapan euro4 otomatis membuat mesin yang diproduksi harus dilengkapi dengan beragam komponen khusus. Hal ini pun nantinya juga akan berpengaruh terhadap kenaikan harga pada produk tersebut. Namun, berkat adanya efisiensi dari integrasi jalur produksi yang diterapkan Isuzu maka otomatis membuat Isuzu nantinya mampu menghadirkan produk euro4 dengan kenaikan harga yang tidak terlalu signifikan.

Integrasi jalur produksi itu sendiri adalah salah satu langkah efisiensi yang nantinya dapat dilakukan oleh Isuzu. Ia menekankan, tidak menutup kemungkinan, masih ada efisiensi lain yang dapat dilakukan demi dapat terus menekan production cost.

“Itu merupakan strategi dalam pemasaran. Artinya, meski penambahan komponen membuat part cost meningkat, tapi hal itu dapat dikompensasi dengan adanya penurunan production cost,” ujarnya.

Dengan strategi itu, meski ia belum dapat memastikan berapa besaran kenaikan harga produk, tapi ia yakin nantinya kenaikan harga pada produk euro4 tidak akan naik signifikan.

Dari aspek teknis enggine, dalam menyambut euro4, Isuzu akan tetap menggunakan basis mesin yang saat ini telah dipasarkan. Namun, demi menekan emisi gas buang, terdapat sejumlah komponen emission control device yang harus ditanamkan.

“Ada tiga komponen utama yang berperan dalam menekan emisi. Pertama adalah komponen diesel oxidation catalyst (DOC), exhaust gas recirculation (EGR) dan turbo variable geometry system (VGS),” kata dia.

Mengingat adanya komponen baru dalam mesin yang akan digunakan di Indonesia, maka saat ini Isuzu masih terus melakukan pengujian lapangan pada mesin tersebut. Sehingga, dalam sisa waktu menjelang penerapan euro4, Isuzu telah menghadirkan mesin yang paling las dan telah dapat menentukan apa saja predictive maintenance yang diperlukan setelah mesin ini digunakan oleh konsumen di Indonesia.

Menurutnya, agar riset ini dapat memberikan hasil yang optimal, maka riset ini juga mempertimbangkan kebiasaan pengemudi di Indonesia, kondisi lalu lintas, medan jalan, temperatur, cuaca dan kelembaban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement