Jumat 06 Mar 2020 20:58 WIB

Ketua KOI: Virus Corona Antara Waspada dan Prestasi Olahraga

Indonesia menargetkan sedikitnya 31 atlet lolos ke Olimpiade 2020.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) terpilih periode 2019-2023 Raja Sapta Oktohari.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) terpilih periode 2019-2023 Raja Sapta Oktohari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus corona yang dimulai dari Kota Wuhan, China, kini sudah mewabah hampir ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dunia olahraga menjadi salah satu yang paling terdampak virus Covid-19 ini. Sejumlah kejuaraan pun terpaksa dibatalkan, ditunda, atau dipindahkan lokasinya.

Padahal bulan-bulan ini adalah waktunya sejumlah cabang olahraga menggelar babak kualifikasi untuk merebut tiket Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. Hal ini juga memberi pengaruh terhadap penampilan atlet Indonesia di pentas internasional.

Indonesia menargetkan sedikitnya 31 atlet lolos ke Olimpiade 2020. Empat tahun lalu di Rio de Janeiro, Brasil, Indonesia meloloskan 28 atlet dari berbagai cabang olahraga yang didominasi oleh bulu tangkis.

Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari menyikapi wabah virus corona dengan dua sisi, yakni antara tetap waspada dan di sisi lain harus tetap menjaga prestasi olahraga Indonesia di pentas dunia.

"Menyikapi mewabahnya virus Corona, pertama kita harus waspada karena keselamatan atlet di atas segala-galanya. Mereka akan terus berjuang tidak hanya saat ini, namun juga sampai nanti olimpiade, bahkan hingga nanti jika Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Olimpiade 2032," jelas Okto, sapaan akrabnya.

Okto menambahkan, jika melihat fakta mengenai virus corona, ternyata jauh lebih banyak yang sembuh dari yang meninggal. Jadi atlet Indonesia harus menjaga kondisi selalu prima agar prestasi olahraga juga selalu terjaga. "Presiden IOC secara resmi mengatakan, olimpiade akan berlangsung tepat waktu. Jadi kita harus tetap menjalankan apa yang sudah kita rencanakan," ujarnya.

Di antara kewaspadaan, lanjut Okto, KOI harus memaksa atlet untuk terus mengejar prestasi. Namun penyebaran virus corona membuat banyak babak kualifikasi olimpiade dipindah lokasinya. Ini membuat masalah pada perencanaan anggaran harus disesuaikan.

"Cabang olahraga harus menghitung kembali anggaran yang dibutuhkan. Karena mereka harus tetap ikut kualifikasi jika ingin tampil di Olimpiade 2020," jelas Okto. "Seperti tinju saat ini yang semula rencana digelar di China dipindahkan ke Yordania. Kita punya peluang meloloskan petinju ke Olimpiade 2020 Tokyo. Ini kan perlu perencanaan anggaran lagi."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement