Jumat 06 Mar 2020 18:20 WIB

Langkah Startegis AP I Antisipasi Dampak Corona

AP I menggenjot pendapatan sektor nonaeronautika dari lima anak usaha.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
PT Angkasa Pura I atau AP I melakukan sejumlah strategi dalam meminimalisir dampak corona bagi kinerja perusahaan.
Foto: Republika/Rahayu Subekti
PT Angkasa Pura I atau AP I melakukan sejumlah strategi dalam meminimalisir dampak corona bagi kinerja perusahaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri penerbangan dan pariwisata dalam negeri dihadapkan pada tantangan besar pada awal 2020. Periode awal tahun yang secara siklus merupakan masa low season, kini diperparah dengan adanya wabah Korona yang mengakibatkan batalnya sejumlah penerbangan.

PT Angkasa Pura I atau AP I melakukan sejumlah strategi dalam meminimalisir dampak corona bagi kinerja perusahaan. Direktur Utama AP I Faik Fahmi tak menampik isu corona akan berdampak pada AP I yang mengelola 15 bandara di Indonesia. Kendati begitu, AP I berupaya maksimal mencapai target yang tercantum pada RKAP 2020.

Baca Juga

"Secara khusus kita buat program revenue enhancement dan cost leadership untuk peningkatan pendapatan sebagai antisipasi penurunan secara langsung akibat ada penurunan penerbangan," ujar Faik saat media luncheon di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (6/2).

Faik menambahkan perusahaan juga berupaya menggenjot pendapatan lewat sektor nonaeronautika dari lima anak usaha. Faik mendorong lima anak usaha AP I mampu mengoptimalkan aset pada sektor nonaeronautika.

"Selain itu dari cost leadership efisiensi untuk pastikan dampak yang ditimbulkan bisa dikelola dengan baik karena secara strategi AP I sedang giat membangun bandara dalam dua tahun ke depan," ucap Faik.

Faik menyebut terdapat tujuh bandara yang sedang dan akan direvitalisasi, mulai dari Yogyakarta hingga Banjarmasin dengan tujuan mampu meningkatkan kapasitas jumlah penumpang. Faik menargetkan perubahan wajah baru bandara-bandara AP I dapat terealisasi pada 2021.

Faik menyebut investasi revitalisasi tujuh bandara dilakukan secara bertahap, mulai dari Rp 12 triliun pada 2019 dan Rp 10,1 triliun pada 2020.

"Tahun ini, target pendapatan kita sekitar Rp 11,5 triliun, mudah-mudahan dengan berbagai program, target bisa tercapai," ucap Faik.

Faik menambahkan aset AP I terus bertumbuh secara bertahap, mulai dari Rp 31 triliun pada 2018 meningkat menjadi Rp 42,8 triliun pada 2019, dan kembali naik mencapai Rp 48 triliun pada 2020.

"Ini menunjukan semakin lama, AP I semakin besar, dan tentu saja bottom line bagaimana bisa melayani penumpang yang ada di bandara AP I," kata Faik.

Ragam upaya ini diambil AP I dalam mengantisipasi dampak corona. Faik menyampaikan akibat Korona terdapat 12.703 penerbangan meliputi 11.680 penerbangan domestik dan 1.023 penerbangan internasional periode Januari hingga Februari 2020 di 15 bandara AP I dibatalkan.

"Kecenderungan ini meningkat karena maskapai asing mulai menghentikan penerbangan mereka, dari Vietnam misalnya," lanjut Faik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement