Jumat 06 Mar 2020 02:06 WIB

Ini Cara Migrasi Virus Corona ke Dalam Tubuh

Virus covid-19 tidak ditular melalui udara tetapi melalui jaringan lunak.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Agus Yulianto
Virus corona jenis baru atau Covid-19.
Foto: Republika
Virus corona jenis baru atau Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menjadi negara ke 65 atau ke-22 di Asia yang terpapar virus corona. Hal tersebut setelah Presiden RI mengumumkan adanya dua orang WNI tertular virus corona atau covid-19.

Lalu bagaimana cara penularan covid-19 dari satu orang ke orang yang lainnya. Ahli Utama BKKBN Kemenkes dokter Abidinsyah Siregar menyampaikan, penularan terjadi jika orang terinfeksi virus, percik batuknya (droplet) mengenai macam-macam barang di sekitarnya.

"Bisa melalui pegangan pintu, pegangan tangga atau eskalator di mall, meja, tombol lift, yaaa semua barang yang jika tersentuh jemari kita maka kuman virus covid-19 sudah ada diujung jari," kata Abidinsyah saat berbincang dengan Republika, Kamis (5/3). 

Menurut Abdinsyah yang juga sebagai Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes RI tahun (2008-2010), virus covid-19 ini bisa bertahan hidup sampai sembilan hari dipermukaan benda-benda di sekitarnya.

Abidinsyah memastikan, jika ujung jari tadi kita gunakan untuk mengucek mata, ngupil hidung dan sampai masuk ke rongga mulut. Maka, virus covid-19 masuk melalui jaringan lunak pada tiga tempat itu. 

"Yang berlanjut pada sistem pernafasan dan paru sehingga timbul demam atau flu dan terutama batuk dengan berdahak," katanya.

Akan tetapi, jika sebelumnya tangan dicuci dengan sabun dan air mengalir maka kita tidak terinfeksi. Lalau apa yang mesti kita lakukan agar virus corona tidak mengancam kesehatan kita? 

Menurut Abdinsyah, harus diakui, masyarakat sering “minter” sendiri. Mendengar ada virus, langsung beli dan borong masker. Akibatnya, kita jadi tidak bisa membedakan pengguna masker yang sehat dan yang sedang flu atau batuk.

"Ini salah satu penyebab kepanikan, seakan ramai orang sedang flu atau batuk," katanya.

Saat ini, kata dia, banyak orang seperti di stasiun Medan, Bandara Kualanamu banyak yang sudah memakai masker. Begitu juga saat dalam pesawat yang berisi 180 kursi, dari sekitar 120 penumpang sesuai info pramugari sekitar 60 persen penumpang menggunakan masker. 

"Saat saya tiba di Bandara Soekarno Hatta yang walaupun terasa sepi juga bertemu banyak orang menggunakan masker. Dimana-mana orang pakai masker," katanya.

Kini masker, kata Abidinsyah, menjadi barang paling mahal. Bahkan, media radio telah memberitakan bahwa pada Kamis, masker sudah langka dan harganya sangat mahal.

Abidinsyah menyampaikan, masker merupakan alat pelindung pernafasan dari paparan debu dan kuman atau virus yang penularannya melalui udara (airborne disease). Sedangkan virus covid-19 tidak ditular melalui udara tetapi melalui jaringan lunak. "Seperti mata, hidung, mulut yang dibawa oleh ujung jari tangan kita," katanya.

Menurut dia, jauh waktu sebelumnya Menteri Kesehatan Terawan melalui beberapa kesempatan sudah ingatkan alasan penggunaan masker, dan minta masyarakat tidak perlu pakai masker. Cukuplah masker digunakan oleh orang yang sedang pilek dan batuk. 

"Penggunaan masker itu agar percik ludahnya tidak keluar, apalagi jika itu virus," katanya.

Abidinsyah memastikan, pemerintah serius menangani wabah virus covid-19. Presiden Jokowi langsung menjadi pemegang komando crisis center virus corona dan menunjuk Menkes sebagai juru bicara.  Presiden memastikan ketersediaan pelayanan dan ruang isolasi standar Internasional pada 100 RS. 

"Beliau mengingatkan agar jaga kesehatan, higienis, sering cuci tangan, hindari montak langsung jemari dengan benda atah barang yang mungkin terpapar," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement