Kamis 05 Mar 2020 18:12 WIB

Putin dan Erdogan akan Bahas Krisis Idlib Suriah

Putin dan Erdogn dijadwalkan bertemu di Moskow untuk membahas krisis Idlib Suriah

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Idlib, Suriah
Idlib, Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Moskow pada Kamis (6/3). Mereka disebut akan membahas krisis di Idlib, Suriah.

“Ada rencana untuk membahas krisis Idlib dengan Erdogan. Kami berharap pemahaman tentang pendahulu, alasan, dan dampak dari krisis itu serta paket langkah-langkah bersama yang diperlukan dengan tujuan mengakhiri krisis itu akan tercapai,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Rabu (4/3), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

 

Sebelumnya, Peskov menekankan bahwa Rusia berkomitmen terhadap isi perjanjian atau kesepakatan Sochi. Di dalamnya Moskow menyatakan mendukung integritas wilayah Suriah, mendukung negara tersebut melanjutkan perang melawan kelompok teroris, termasuk yang tercantum dalam daftar Dewan Keamanan PBB, dan menetapkan prioritas tinggi untuk bekerja sama dengan Turki.

 

Sementara, Erdogan berharap gencatan senjata di Idlib akan diumumkan setelah dia bertemu Putin. Sejak Desember tahun lalu, pasukan Suriah dan sekutunya Rusia menggencarkan serangan ke Idlib, satu-satunya wilayah yang masih dikuasai kelompok oposisi bersenjata.

 

Namun, pertempuran di sana turut melibatkan Turki. Berdasarkan kesepakatan zona deeskalasi Idlib yang ditandatangani pada 2018, Turki dan Rusia diizinkan mendirikan pos pengamatan militer di wilayah tersebut.

 

Turki diketahui turut mendukung beberapa faksi oposisi di Idlib yang ingin menggulingkan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Pertempuran di Idlib kian sengit setelah 36 tentara Turki terbunuh akibat serangan udara pasukan Suriah pekan lalu. Angkatan Udara Turki kemudian melancarkan serangan balasan dan mengklaim menghancurkan lebih dari 200 target.

 

Pada 27 Februari Turki meluncurkan Operation Spring Field. Tujuan operasi itu adalah membidik pasukan dan fasilitas Pemerintah Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement