Kamis 05 Mar 2020 15:15 WIB

Keris Pangeran Diponegoro Ditemukan di Belanda

Penelitian mencari keris Diponegoro yang dibawa ke Belanda dilakukan sejak 1984.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pangeran Diponegoro.
Foto: wikipedia
Pangeran Diponegoro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keris yang merupakan koleksi Museum Volkenkunde di Leiden berhasil diidentifikasi sebagai keris milik pangeran Diponegoro. Penelitian mencari keris Pangeran Diponegoro yang dibawa ke Belanda sudah dilakukan sejak tahun 1984. Akhirnya, pada tahun 2020 berhasil ditemukan.

Anggota Tim Verifikasi Keris Pangeran Diponegoro, Sri Margana mengatakan orang pertama yang melakukan upaya identifikasi adalah Pieter Pott. Dia merupakan kurator museum yang kemudian menjadi direktur museum. Upaya identifikasi juga dilanjutkan oleh Susan Legene dari Frije Universiteit Amsterdam, Johanna Liefeldt dan Tom Quist.

Empat peneliti itu kemudian menemukan tiga keris di Museum Volkenkunde yang diduga milik Pangeran Diponegoro. Pada 2019, akhirnya dipastikan satu dua keris yang ditemukan bukan merupakan milik Pangeran Diponegoro.

"Kepastian bahwa keris Diponegoro ada di Belanda dipastikan dari tiga dokumen penting, yaitu korespondensi antara De Secretaris van Staat dengan Directeur General van het department voor Waterstaat, Nationale Nijverheid en Colonies natara tanggal 11-15 Januari 1831," kata Margana, kepada Republika.co.id, Kamis.

Di dalam korespondensi tersebut, Kolonel J.B. Clerens menawarkan kepada Raja Belanda Willem I sebuah keris dari Diponegoro. Keris tersebut kemudian disimpan di Koninkelijk Kabinet van Zelfzaamheden (KKVZ).

Pada tahun 1883, KKVZ dibubarkan dan seluruh koleksinya menyebar ke seluruh museum di Belanda. Museum Volkenkunde Leiden kemudian menjadi tempat keris Diponegoro disimpan.

 

Ketua Departemen Sejarah Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mengatakan, proses identifikasi keris Diponegoro ini juga dilakukan berdasarkan dokumen kesaksian Sentot Prawirodirdjo. Kesaksian yang ditulis dalam Bahasa Jawa tersebut kemudian diterjemahkan dalam Bahasa Belanda.

"Dalam surat tersebut, Sentot menyatakan bahwa ia melihat sendiri Pangeran Diponegoro menghadiahkan Keris Kyai Naga Siluman kepada Kolonel Clerens," kata Margana menjelaskan.

Selanjutnya, Margana menjelaskan tim identifikasi memeriksa dokumen yang merupakan catatan dari Raden Saleh, pelukis yang pernah tinggal di Belanda. Raden Saleh juga merupakan pelukis yang melukis penangkapan Pangeran Diponegoro.

Di dalam catatan itu, Raden Saleh menyatakan melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa keris itu di Belanda. Ia juga menjelaskan makna Keris Naga Siluman dan ciri-ciri fisik keris itu.

Keyakinan para peneliti diperkuat setelah tim verifikasi dari Viena, Austria, Habil Jani Kuhnt-Saptodewo memastikan bahwa dokumen dan arsip keris tersebut yang dihadirkan oleh Quist dan Leijfeldt meyakinkan. Verifikasi lebih lanjut kemudian oleh peneliti dari Indonesia.

Margana melanjutkan, dirinya diminta oleh Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan untuk memverifikasi hasil temuan tersebut. Di dalam proses verifikasinya, ia memiliki sedikit perbedaan pendapat dengan tim peneliti dari Belanda.

Tim dari Belanda sebelumnya menyatakan, binatang ketiga yang ada di keris adalah singa, harimau, atau gajah. "Namun, setelah melihat langsung objeknya, saya dapat memastikan bahwa binatang yang diinterpretasikan sebagai gajah, singa, atau harimau itu sebenarnya adalah Naga Siluman Jawa," kata Margana.

Berdasarkan penilaiannya tersebut, Margana kemudian yakin bahwa keris yang diidentifikasi merupakan milik Pangeran Diponegoro. Ia menuturkan, kesimpulan ini juga telah disetujui oleh Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid dan sejarawan Bonnie Triyana yang menjadi bagian dari delegasi Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement