Kamis 05 Mar 2020 05:43 WIB

Ekspor Rumput Laut Indonesia ke Cina Lancar

Sepanjang tahun lalu, total ekspornya mencapai 1.371 ton dengan nilai Rp 4,48 miliar.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Hiru Muhammad
ilustrasi. Petani rumpul laut di Lembongan, Bali. (Republika/Edi Yusuf).
Foto: Republika/Edi Yusuf
ilustrasi. Petani rumpul laut di Lembongan, Bali. (Republika/Edi Yusuf).

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo melepas ekspor 53 ton rumput laut kering dari Batam, Kepulauan Riau ke Cina di Batam, Rabu (4/3). Edhy mengatakan pelepasan ekspor senilai Rp 159 juta itu tidak mengalami kendala meski virus Corona sedang melanda beberapa wilayah Negeri Tirai Bambu.

"Alhamdulillah tidak ada kesulitan dan ekspor terus berjalan," ujar Edhy dalam keterangan tertulisnya, Kamis (5/3). Edhy menjelaskan rumput laut kering yang diekspor ini merupakan hasil produksi PT Kencana Bumi Sukses. Dalam sebulan, perusahaan ini bisa menghasilkan 200 ton rumput laut kering. Edhy menyebut perusahaan milik Wahyudi ini juga termasuk aktif mengirimkan rumput laut ke Cina, Vietnam dan Singapura.

"Sepanjang tahun lalu, total ekspornya mencapai 1.371 ton dengan nilai Rp 4,48 miliar. Sedangkan ekspor hari ini, merupakan ketiga kalinya selama Februari 2020 dan semuanya dikirim ke Cina," ucap Edhy.

Pihaknya mengapresiasi langkah Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Batam yang mau jemput bola ke pelaku usaha sehingga proses ekspor rumput laut kering jadi lebih mudah. Soal masih adanya kendala lahan, Edhy mengaku akan berkoordinasi dengan pemda dan kementerian lain untuk mencari jalan keluar.

Edhy menyampaikan mencari rumput laut tadinya tidak menarik minat masyarakat Batam. Alasannya, harga jual komoditas tersebut begitu murah. Namun sejak adanya usaha rumput laut kering, masyarakat mulai tertarik mencari rumput laut. Harganya pun merangkak naik dan ada sekitar 300 nelayan yang menggeluti bidang ini sekarang. "Tadinya rumput laut ini nggak laku, ini belum dibudidaya loh tapi sudah bisa ekspor. Seandainya sudah dibudidaya apalagi," kata Edhy.

Menurut Edhy, rumput laut Batam sangat potensial dikembangkan menjadi budidaya. Jumlahnya mencapai 5 ribu ton, namun yang termanfaatkan baru dua persen sehingga Edhy mendorong masyarakat dan pemda dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki.

Di samping itu, Edhy mengharapkan KKP melakukan terobosan-terobosan yang bertujuan mempermudah proses budidaya di tengah masyarakat. Dengan begitu, perputaran ekonomi berjalan maksimal dan penghasilan masyarakat bisa meningkat. "Batam, Kepulauan Riau secara umum punya potensi luar biasa ini yang harus kita sadari bahwa disinilah peluang kita untuk menghasilkan terobosan," ucap Edhy.

Wahyudi memastikan pengiriman rumput laut kering ke Cina tidak mengalami kendala karena daerah tujuan pengiriman bukan zona merah virus Corona.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement