Rabu 04 Mar 2020 21:11 WIB

RS Khusus di Pulau Galang Batam Rampung dalam Sebulan

Bangunan eks penampungan pengungsi Vietnam akan diperbaiki dan dijadikan rumah sakit khusus.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Menko PMK Muhadjir Effendy
Foto: Republika/Prayogi
Menko PMK Muhadjir Effendy

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Renovasi dan penambahan fasilitas bangunan rumah sakit di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau akan rampung dalam waktu kurang dari satu bulan. Bangunan eks penampungan para pengungsi Vietnam dari tahun 1979 hingga 1996 tersebut akan diperbaiki dan dijadikan rumah sakit khusus untuk pasien penyakit menular, termasuk yang saat ini sedang mewabah, yakni virus korona Covid-19.

"Itu tak membangun, itu sudah ada dan akan kita upgrade. Bapak Presiden berpengarahan, beliau menyampaikan kurang dari sebulan harus sudah siap digunakan. Sebagai alternatif. Jadi yang lain tetep, Natuna jadi pilihan, Sebaru jadi pilihan. Nanti mana yang paling mungkin," jelas Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (4/3). 

Baca Juga

Muhadjir menambahkan, peruntukan rumah sakit di Pulau Galang nantinya tak sebatas virus korona saja. Namun lantaran wabah ini yang sedang menjadi fokus penanganan pemerintah saat ini, rumah sakit khusus di Pulau Galang akan menampung pasien-pasien positif virus korona. 

"Karena kasusnya sekarang sedang corona, nanti kalau kasusnya beda, akan kita gunakan beda," jelas Muhadjir. 

Menurut rencana, rumah sakit khusus ini mampu menampung hingga 1.000 pasien. Seluruh fasilitas pun akan menyesuaikan standar yang dipasang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pulau Galang juga dipilih menjadi rumah sakit khusus dengan pertimbangan lokasinya yang dekat dengan Bandara Udara Internasional Hang Nadim Batam, yang bisa didarati oleh pesawat kecil maupun pesawat berbadan lebar.

Selain itu jarak dari bandara Hang Nadim menuju Pulau Galang hanya memakan waktu satu jam lima belas menit. Di pulau itu juga sudah mempunyai fasilitas diantaranya air bersih, listrik dan bangunan-bangunan.

Keputusan pembangunan rumah sakit khusus penyakit menular ini baru diputuskan pada sidang kabinet, Selasa (3/3) siang. Presiden Jokowi menjelaskan, pemerintah hanya akan merenovasi fasilitas bangunan yang sudah ada. Renovasi ini, kata dia, akan dilakukan dalam waktu dekat.

"Tidak membangun, karena fasilitas itu sudah ada tetapi sudah lama tidak digunakan, ini akan direnovasi dalam waktu yang sangat cepat," jelas Jokowi. 

Jokowi ingin pemerintah memiliki fasilitas yang siap untuk menampung para pasien dengan penyakit menular seperti virus corona saat ini. Di Indonesia sendiri sudah terdapat 132 rumah sakit dengan fasilitas isolasi di berbagai daerah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement