Rabu 04 Mar 2020 20:43 WIB

Sempat Terhambat Abu Merapi, Distribusi BBM Kembali Normal

Jarak pandang menjadi salah satu tantangan dalam proses pengiriman BBM dan LPG.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Abu vulkanik menyelimuti kawasan Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (3/3). Hujan abu sedang terjadi pascaerupsi Gunung Merapi pada Selasa (3/3) pagi. Akibat letusan, muncul kolom abu setinggi 6.000 meter dari kawah gunung. Muncul pula awan panas ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak maksimal 2 kilometer. Hujan abu terjadi di Boyolali, Delanggu, dan Kartosuro.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Abu vulkanik menyelimuti kawasan Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (3/3). Hujan abu sedang terjadi pascaerupsi Gunung Merapi pada Selasa (3/3) pagi. Akibat letusan, muncul kolom abu setinggi 6.000 meter dari kawah gunung. Muncul pula awan panas ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak maksimal 2 kilometer. Hujan abu terjadi di Boyolali, Delanggu, dan Kartosuro.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pascaerupsi gunung Merapi di perbatasan wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), operasional Pertamina kembali normal. Sebelumnya, dampak erupsi gunung Merapi yang terjadi Selasa (3/3) pagi telah mengakibatkan hujan abu vulkanis di sejumlah wilayah di Kota Yogyakarta dan Kota Surakarta.

Kondisi ini turut mempengaruhi lalu lintas penerbangan serta kelancaran aktivitas distribusi, tak terkecuali bagi distribusi bahan bakar minyak (BBM) dan LPG. Kendati begitu, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) IV secara normal tetap mendistribusikan BBM dan LPG.

“Akibat hujan abu, jarak pandang menjadi salah satu tantangan bagi kami dalam proses pengiriman BBM dan LPG, namun kami telah menghimbau para awak mobil tangki (AMT) untuk mengutamakan keselamatan seperti mengurangi kecepatan dan menjaga jarak aman," kata Unit Manager Communication and CSR MOR IV PT. Pertamina (Persero), Anna Yudhiastuti, di Semarang, Rabu (4/3).

Terkait dengan pasokan bahan bakar pesawat terbang yaitu Avtur, Anna menambahkan bahwa bandara yang terdampak hujan abu erupsi merapi yaitu Bandara Adi Sumarmo di Solo sempat ditutup selama beberapa saat. Namun penyaluran dan stock Avtur tetap terpenuhi  dalam jumlah yang cukup.

Saat ini kebutuhan avtur rata- rata harian di wilayah bandara Adi Sumarmo mencapai 50 kilo liter (KL) per hari. Dikarenakan alasan keamanan dan keselamatan penerbangan, otoritas bandara setempat melakukan penutupan bandara selama empat jam.

Sehingga aktivitas pengisian avtur pun juga ikut dihentikan. "Jika pada keadaan normal kami dapat melayani pengisian avtur sebanyak 12 pesawat terbang setiap harinya, kemarin selama hari Selasa, kami hanya melayani pengisan avtur untuk sembilan pesawat terbang,” jelasnya.

Sementara itu, lanjut Anna, di Terminal BBM Boyolali dan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Rewulu juga  terdampak hujan abu vulkanis, pasca terjadinya erupsi gunung Merapi. Namun tidak mengganggu operasional kedua fasilitas Pertamina tersebut.

Karena kedua TBBM tersebut tetap melakukan penyaluran seperti biasa dengan tetap memperhatikan aspek keamanan dan kesehatan para awak yang bertugas. “Saat hujan abu, sekitar oukul 09.00 hingga pukul 15.00 WIB, kami segera menghimbau para pekerja dan mitra kerja yang bertugas untuk menggunakan masker dan kacamata, guna melindungi diri dari abu vulkanis gunung Merapi,” tambahnya.

Secara berkesinambungan, Pertamina terus berupaya agar penyaluran BBM, LPG dan avtur dapat dilaksanakan hingga hari ini sudah berjalan dengan lancar. "Bagi masyarakat yang membutuhkan informasi terkait penyediaan BBM dan LPG, dapat menghubungi Contact Pertamina di nomor 135 atau melalui aplikasi "mypertamina" yang dapat diunduh melalui google playstore atau apple store," tambah Anna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement