Rabu 04 Mar 2020 17:23 WIB

Kemendag Susun Strategi Tingkatkan Kinerja Perdagangan

Strategi pertama tingkatkan kinerja perdagangan ialah dengan akselerasi ekspor.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (tengah). Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menyusun beberapa strategi demi meningkatkan kinerja perdagangan nasional.
Foto: Antara/Zabur Karuru
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (tengah). Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menyusun beberapa strategi demi meningkatkan kinerja perdagangan nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menyusun beberapa strategi demi meningkatkan kinerja perdagangan nasional. Strategi tersebut sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyebutkan, strategi pertama yaitu akselerasi peningkatan ekspor. Meliputi penjagaan neraca perdagangan serta mendorong ekspor.

Baca Juga

"Kemendag berupaya mengendalikan impor secara selektif. Sekaligus mengoptimalkan peran dan kinerja perwakilan perdagangan di luar negeri," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu, (4/3).

Strategi kedua, lanjutnya, penguatan pasar dalam negeri. "Perdagangan dalam negeri selama ini kita telah berhasil menjaga stabilitas harga bahan pokok dan inflasi pangan selama lima tahun terakhir. Hanya saja, tantangan dan Pekerjaan Rumah (PR) yang dihadapi masih cukup banyak," kata dia.

Berkaitan dengan itu, Agus mengatakan, Kemendag menggelar Rapat Kerja hari ini, bertema 'Akselerasi Peningkatan Ekspor dan Penguatan Pasar dalam Negeri Menuju Indonesia Maju'. Raker dihadiri oleh sekitar 450 orang yang terdiri dari kementerian, kepala badan kabinet kerja, eselon I dan II, jajaran Kemendag, perwakilan perdagangan di luar negeri, serta dinas perdagangan di 34 provinsi. 

Agus menambahkan, hambatan dan tantangan yang dihadapi di pasar global semakin berat di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu saat ini. Beberapa kendala yang masih dihadapi antara lain masih terjadinya defisit neraca perdagangan Indonesia sebesar 3 miliar dolar AS pada 2019. Nilai tersebut menunjukkan perbaikan defisit mencapai 8,7 miliar dolar AS dibandingkan tahun sebelumnya. 

"Faktor-faktor yang mendorong terjadinya defisit tersebut antara lain dipicu oleh impor Indonesia yang tumbuh lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya. Perlambatan ekonomi global karena meningkatnya hambatan perdagangan di dunia serta beberapa negara," jelasnya.

Sebagai informaai, kinerja ekspor nonmigas pada 2019 tercatat surplus sebesar 6,15 miliar dolar AS yang berasal dari ekspor nonmigas sebesar 154,99 miliar dolar AS. Kemudian impor sebesar 148,8 miliar dolar AS.

Pada 2020-2024 sesuai RPJMN, ekspor nonmigas ditargetkan tumbuh sebesar 5,2 sampai 9,8 persen. Sementara, neraca perdagangan barang ditargetkan mencapai 15 miliar dolar AS pada 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement