Rabu 04 Mar 2020 16:02 WIB

Wapres Ingin India Tiru Moderasi Beragama di Indonesia

Kerusuhan di India dipicu pengesahan UU Kewarganegaraan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Kerusuhan di India dipicu pengesahan UU Kewarganegaraan. Foto: Ratusan warga Amerika Serikat (AS) keturunan India berdemonstrasi di depan konsulat India yang berada di sejumlah kota besar AS, Jumat malam (28/2).
Foto: Aljazirah/Samira Sadeque
Kerusuhan di India dipicu pengesahan UU Kewarganegaraan. Foto: Ratusan warga Amerika Serikat (AS) keturunan India berdemonstrasi di depan konsulat India yang berada di sejumlah kota besar AS, Jumat malam (28/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf  Amin berharap India mencontoh toleransi dan moderasi beragama di Indonesia. Ma'ruf mengatakan, Indonesia yang memiliki kesamaan dengan India dalam hal kemajemukan bangsa dan agama namun masyarakatnya tetap bisa hidup berdampingan.

Itu disampaikan Ma'ruf menyusul terjadinya kerusuhan di India yang dipicu pengesahan Undang-undang Kewarganegaraan yang dinilai diskriminasi oleh umat Muslim.

Baca Juga

"Kita menginginkan agar India bersikap seperti kita Indonesia lah ya, yaitu membangun toleransi, moderasi di dalam beragama, sebagai negara yang sama-sama majemuk, saya harap India itu seperti yang kita lakukan," ujar Ma'ruf kepada wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (4/3).

Karena itu, Ma'ruf menilai pentingnya moderasi agama dikembangkan, tidak hanya di Indonesia tetapi di negara- negara lain. Selain itu, moderasi agama, kata Ma'ruf tidak hanya untuk umat Islam di seluruh dunia, tetapi juga pemeluk agama lainnya.

"Masalah moderasi beragama menjadi masalah yang bukan saja islam yang moderat, tapi semua agama yang moderat, sehingga bisa menjaga harmoni dan hubungan kerukunan," ujar Ma'ruf.

Ma'ruf melanjutkan, untuk itu juga, Pemerintah Indonesia akan menginisiasi pertemuan tokoh-tokoh agama di dunia untuk berkomitmen dalam membangun moderasi beragama. Menurutnya, pertemuan diharapkan tidak hanya untuk membangun kerukunan antar umat beragama di masing-masing wilayah tapi juga merukunkan konflik yang terjadi secara global.

"Selain Islam juga Kristen, Katolik, termasuk paus, tokoh-tokoh agama Hindu Budha Konghucu, Yahudi, untuk sama-sama membangun moderasi beragama, membangun kerukunan. Tak hanya bisa rukun tapi merukunkan konflik-konflik di dunia yang terjadi. Saya kira itu konsep kita. Kita ingin negara lain seperti Indonesia lah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement