Rabu 04 Mar 2020 07:00 WIB

Masjid Al Noor di Christchurch Mendapat Ancaman Teror

Ancaman ke Masjid Al Noor di Christchurch melalui telegram.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
 Masjid Al Noor di Christchurch Mendapat Ancaman Teror. Foto: Pembantaian keji di Masjid Christchurch.
Foto: Republika.co.id
Masjid Al Noor di Christchurch Mendapat Ancaman Teror. Foto: Pembantaian keji di Masjid Christchurch.

REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH -- Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru yang menjadi sasaran serangan penembakan pada Maret tahun lalu, mendapatkan ancaman dari seorang pria tidak dikenal. Polisi mengatakan, ancaman tersebut diunggah melalui Telegram dan telah menyebar luas.

Dalam unggahan tersebut, tampak seorang pria mengenakan balaclava atau penutup wajah yang duduk di dalam mobilnya di luar masjid. Foto tersebut disertai dengan sebuah pesan ancaman dan emoji bergambar senjata.

"Kami memiliki petunjuk kuat dan akan dtindak lanjuti, saya yakin kami akan menemuan orang ini. Kami sudah sangat dekat," ujar Komandan Polisi Canterbury, John Price kepada Radio New Zealand.

Al Noor adalah salah satu dari dua masjid yang diserang oleh supremasi kulit putih pada tahun lalu. Dalam insiden ini, sebanyak 51 orang tewas. Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern mengatakan, serangan tersebut merupakan tindakan teror yang belum pernah terjadi di Selandia Baru.

Ancaman tersebut datang di tengah persiapan upacara peringatan yang menandai satu tahun serangan teror di Christchurch. Price mengatakan, seorang anggota masyarakat melaporkan ancaman tersebut kepada polisi.

"Itulah cara kita akan mengatasi masalah ini di masyarakat kita, adalah dengan semua orang berdiri dan mengatakan ini tidak apa-apa," kata Price.

Ardern dijadwalkan hadir dalam peringatan satu tahun serangan teror di Christchurch. Menanggapi ancaman tersebut, Ardern mengaku kaget karena komunitas Muslim Selandia Baru masih menjadi sasaran kebencian.

"Saya berada di antara banyak warga Selandia Baru yang akan hancur melihat hal itu saat kita menuju peringatan satu tahun serangan teror paling mengerikan terhadap komunitas Muslim, mereka harus menjadi target ancaman semacam ini," ujar Ardern.

Tersangka penembakan masjid, Brenton Tarrant yang merupakan warga negara Australia, akan diadili pada 2 Juni. Dia menghadapi dakwaan terorisme, ditambah 51 tuduhan pembunuhan dan 40 percobaan pembunuhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement