Selasa 03 Mar 2020 17:39 WIB

IHSG Ditutup Menguat Setelah Sepekan Meradang

Total volume saham yang diperdagangkan pada sesi pertama hari ini sebanyak 7,063 miliar senilai Rp 7,5 triliun.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan Selasa (3/3). Indeks saham menguat 2,94 persen atau melesat 157 poin ke posisi 5.518,62 setelah mengalami pelemahan selama tujuh hari berturut-turut.
Foto: Republika/Prayogi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan Selasa (3/3). Indeks saham menguat 2,94 persen atau melesat 157 poin ke posisi 5.518,62 setelah mengalami pelemahan selama tujuh hari berturut-turut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan Selasa (3/3). Indeks saham menguat 2,94 persen atau melesat 157 poin ke posisi 5.518,62 setelah mengalami pelemahan selama tujuh hari berturut-turut. 

Penguatan IHSG ini jauh melesat di atas bursa saham Asia. Indeks Shanghai Composite menguat 0,74 persen diikuti indeks Strait Times 0,50 persen. Sedangkan indeks Hang Seng terkoreksi 0,03 persen dan indeks Nikkei 225 melemah 1,22 persen.

Baca Juga

Adapun total volume saham yang diperdagangkan pada sesi pertama hari ini sebanyak 7,063 miliar saham dengan nilai transaksi sebesar Rp 7,5 triliun sebanyak 531 kali. Selama perdagangan sesi kedua, sebanyak 313 saham menguat, 94 saham menurun dan 130 saham stagnan. 

Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan kinerja saham hari ini dipengaruhi oleh kepercayaan investor terhadap upaya pemerintah menjaga stabilitas perekonomian di tengah ancaman penyebaran virus corona.

 

"Investor terlihat mulai kondusif terlepas dari penemuan vaksi coronavirus yang dikabarkan mulai dipatenkan di Tiongkok, Investor optimis pada kebijakan Bank Indonesia (BI) guna mengintervensi rupiah," kata Lanjar Selasa (3/3).

BI memberikan lima kebijakan moneter seperti penurunan GWM valuta asing menjadi 4 persen dan GWM rupiah dipangkas 50 bps. BI juga mempermudah underlying transaksi dan Bank Kustodian bagi investor asing.

Selain itu, BI melakukan tiga intervensi dipasar berbeda yakni pasar Spot, DNDF dan pembelian SBN pasar sekunder. Namun investor asing masih tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp241,16 miliar rupiah diseluruh papan perdagangan. 

Di sisi lain, mata uang rupiah mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini. Rupiah ditutup melemah tipis di level 14.275 dari penutupan kemarin di level 14.260. Paket kebijakan BI yang diluncurkan kemarin dinilai belum cukup mampu mendorong penguatan mata uang garuda. 

"Karena pasar lebih merespons data eksternal terutama laporan WHO tentang lonjakan virus corona," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim, Selasa (3/3).

Menurut laporan WHO, lonjakan kasus infeksi baru di luar China dikabarkan sembilan kali lebih tinggi dibandingkan di China dalam 24 jam terakhir. Lonjakan kasus masih terjadi di tiga negara yaitu Korea Selatan sebanyak 4.335 kasus, Italia sebanyak 2.036 kasus dan Iran 1.501 kasus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement