Selasa 03 Mar 2020 08:11 WIB

Kemenkes Bantah Isolasi Rumah Pasien Corona Seperti di Wuhan

Kemenkes memantau 48 warga yang sempat dekat dengan dua pasien corona.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membantah rencana mengisolasi tempat tinggal dua warga positif terinfeksi virus novel corona (Covid-19) seperti di negara Wuhan, China.

Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono, situasi kondisi tempat tinggal dua WNI itu berbeda dengan yang terjadi di Wuhan. "Wong baru dua kasus (dua orang terinfeksi COVID-19) kok satu wilayah diisolasi. Ada indikator-indikatornya," ujarnya saat ditemui usai konferensi pers terkait Covid-19, di Kemenkes Jakarta, Senin (2/3) sore.

Baca Juga

Ia menambahkan, ketika ada seseorang yang positif terinfeksi virus, maka semua aspek akan dilihat. Hal itu termasuk melakukan clustering untuk melihat, mencermati, dan menghitung risiko kemungkinan serangan dimana.

"Kami membagi clustering kontak dekat, kontak erat, hingga yang kontak dalam satu ruangan yang selama ini menjadi transmisi virus di referensi virus yang kita miliki," katanya.

Ia menjelaskan, jika ada satu orang positif terinfeksi virus itu, maka orang yang kontak erat dengannya wajib menjalani pemeriksaan laboratorium. Sementara kalau menjalin kontak dekat dengan yang dinyatakan positif terinfeksi, dia melanjutkan, maka dia berada dalam proses pemantauan.

Ia menambahkan jika jumlahnya lebih dari satu, pemantauan juga bisa dilakukan pengambilan sampel secara acak di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes. Kemudian, bagi pihak yang berada dalam satu ruangan dengan orang positif terinfeksi virus termasuk dalam kategori orang dalam pemantauan dan tidak semuanya dilakukan pemeriksaan laboratorium.

Semua pelacakan ini akan dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Hingga kini, Kemenkes memantau 48 warga yang sempat dekat dengan dua pasien terinfeksi virus tersebut.

"Tetapi belum total, yang dekat, erat, yang ada dalam satu ruangan atau satu area. Itu sudah kami lakukan semuanya. Untuk sementara contact, second contact, self contact sudah sampai ke angka 48 orang," ujarnya.

Kendati demikian, ia enggan menyebutkan identitas orang dalam pemantauan tersebut. Ia meminta jika orang dalam pemantauan ini merasakan keluhan, ia bisa berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan milik Kemenkes.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement