Senin 02 Mar 2020 11:10 WIB

UMM Resmikan PLTMH di Kawasan Wisata Boon Pring

PLTMH di Kawasan Wisata Boon Pring menggunakan debit dari mata air Andeman.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). ilustrasi
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Fakultas Teknik menjadi pelopor pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan melakukan pembangunan stasiun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Pembangunan PLTMH dilakukan di lingkungan Eco Wisata Boon Pring Andeman, Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Pembangunan PLTMH Boon Pring, Desa Sanankerto yang waktu pengerjaannya sekitar 10 bulan itu, diresmikan pada Ahad (1/3). Ketua Tim Teknis PLTMH UMM, Suwignyo menerangkan, PLTMH di lingkungan Eco Wisata Andeman ini berbasis masyarakat untuk mendukung konservasi sumber air Andeman dan pengembangan ekowisata terpadu.

Baca Juga

“Upaya ini didasarkan pada sumber daya mata air Andeman dan keinginan masyarakat serta Pemerintah Desa Sanakerto yang potensial untuk dikembangkan,” kata Suwignyo, Senin (2/3)

Suwignyo berharap, pengembangan sumber daya mata air ini dapat membentuk pusat perkembangan ekonomi perdesaan berbasis masyarakat. Tujuannya, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi, pengembangan lapangan kerja dan masyarakat produktif, pendukung pariwisata, serta pengembangan lingkungan sosial berkelanjutan.

Suwignyo menjelaskan, salah satu potensi mata air Andeman adalah energi listrik yang dihasilkan PLTMH. Yakni pada siang hari dapat dimanfaatkan untuk kegiatan produktif perdesaan dan untuk pengembangan irigasi pompa kawasan agrowisata. Serta dapat dijadikan sebagai taman edukasi wisata sains-teknologi energi terbarukan.

"Pada malam harinya dapat dimanfaatkan untuk penerangan kawasan wisata dan lingkungan sekitarnya," ujar Suwignyo.

Secara teknis PLTMH Desa Sanankerto mengandalkan debit air 0,50 M3 per detik dengan mengambil dari sumber aliran air Andeman. Turbin yang digunakan berbeda dengan yang dipakai pada PLTMH di UMM sebelumnya.

“Turbin Boon Pring menggunakan propeller poros vertikal. Jika berhasil akan kita kembangkan untuk diproduksi dan akan dijual,” kata dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik UMM tersebut.

Turbin ini, sambung Suwignyo, merupakan rancangan tim Fakultas Teknik UMM. Energi yang digerakkan dari turbin rancangannya mencapai 14 kWatt sepanjang tahun. Dalam pembuatan PLTMH Boonpring Desa Sanankerto ini direncanakan akan di mulai pada bulan Mei dan rampung pada akhir September.

“PLTMH Boonpring selanjutnya akan menjadi laboratorium lapangan bagi Fakultas Teknik UMM,” kata Suwignyo.

Kepala Desa Sanankerto, Subur menerangkan, keberadaan PLTMH di wilayah yang dipimpinnya ini akan menambah nilai lingkungan Boon Pring sebagai tempat tujuan wisata. Sehingga mampu memunculkan inovasi-inovasi baru di dalamnya.

“Selain akan menambah produktivitas pengerajin bambu, kedepannya Sanankerto akan dijadikan pusat pembelajaran Agrowisata,” kata dia.

Rektor UMM Fauzan menyatakan, meski UMM adalah lembaga pendidikan, tetapi salah satu misinya adalah bagaimana mencerdaskan masyarakat dan memberikan manfaat kepada masyarakat. Fauzan menawarkan untuk melakukan kerja sama serupa ke seluruh desa-desa di Malang, seperti yang telah dilakukan di Desa Sanankerto ini.

Bupati Malang Sanusi mengaku bangga dengan capaian ini. Menurutnya, di Indonesia sumber energi terbarukan masih menjadi tantangan yang harus dikembangkan. Terlebih di era modern, pembangunan PLTMH ini memegang peranan vital dalam mencapai kemajuan pembangunan di bidang lainnya.

"Harapannya pembangunan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement