Ahad 01 Mar 2020 06:34 WIB

Utamakan Proteksi Corona Dibanding Wisata dan Investasi

Hampir semua negara saat ini sudah dan sedang memproteksi dari wawab virus corona.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
Tim medis melakukan penanganan terhadap seorang pasien saat simulasi penanganan pasien virus Corona di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali, Rabu (12/2/2020).
Foto: FIKRI YUSUF/ANTARA FOTO
Tim medis melakukan penanganan terhadap seorang pasien saat simulasi penanganan pasien virus Corona di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali, Rabu (12/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Fahira Idris mengungkapkan hampir semua negara saat ini sudah dan sedang memproteksi dari wabah corona. Bahkan mereka harus mengeyampingkan kegiatan ekonomi, investasi dan pariwisata demi menghalau agar virus corona.

Menurut Fahira, sebagai akibat penularannya yang sangat mudah dan cepat, berbagai upaya dan sumberdaya termasuk anggaran mereka siapkan. Tujuannya supaya mampu menghalau virus dan siap jika memang virus tersebut sudah masuk negaranya. “Makanya sekarang fokus Indonesia itu harusnya bukan jor-joran keluarkan anggaran agar turis datang ke Indonesia," kritik Fahira dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (29/2).

Baca Juga

Justru, lanjut Fahira, Pemerintah Indonesia harusnya menyiapkan segala sesuatunya. Baik itu yang substansi mulai anggaran, menajemen krisis, penyiapan alat pemeriksaan virus, kesiapan fasilitas kesehatan. Bahkan sampai yang teknis, seperti mengantisipasi kelangkaan masker. Sayangnya, sejauh ini Fahira mengaku belum melihat Pemerintah Indonesia membahas hal itu.

Oleh karena itu, Fahira juga menyesalkan kebijakan pemerintah yang saat ini malah lebih berfokus diri mencari celah ekonomi di tengah kekhawatiran dunia akan pandemi Virus Corona COVID-19. Salah satunya adalah memprioritaskan guyuran anggaran promosi wisata agar wisman yang batal mengunjungi China, Korea atau Jepang (negara yang sudah terinfeksi virus corona) datang ke Indonesia.

“Kita mau promosi seperti apa dan ke siapa? 40 negera lebih sudah terinfeksi. Negara-negara tersebut pasti mengeluarkan kebijakan pembatasan agar warganya tidak berpergian ke luar negeri dan membatasi masuknya warga negara asing ke negaranya," kata Fahira dengan heran.

Maka tidak heran, jika ia menilai promosi pariwisata itu pekerjaan yang sia-sia. Promosi wisata boleh, tapi nanti setelah virus ini benar-benar bisa dikendalikan. Fahira mengatakan, selian dirinya, mungkin banyak masyarakat juga bingung melihat pola pikir Pemerintah Indonesia saat ini.

Selanjutnya, menurut Fahira, belum ditemukannya satu pun kasus virus corona di Indonesia justru harus dimanfaatkan Pemerintah Indonesia untuk seefektif mungkin mempersiapkan segala sesuatu. Mulai dari memformulasikan dan mengimplementasikan strategi. Hal itu agar virus corona sama sekali tidak masuk ke Indonesia.

Kemudian mempersiapkan dengan matang dan komprehensif jika nanti benar-benar ditemukan kasus virus corona di Indonesia. Tentu, sambung Fahira, kita semua berdoa agar tidak ditemukan kasus corona di Indonesia. Tetapi yang pasti sesuai penjelasan WHO, tidak ada satupun negara yang kebal virus corona.

Oleh karena itu, sekali lagi, kata dia, sebelum terlambat, Pemerintah harus bergerak cepat untuk mulai memformulasikan dan menyiapkan strategi menghalau virus corona dan strategi jika nanti ada ditemukan kasus corona di Indonesia. "Dari segala sisi, terutama infrastruktur kesehatan, Singapura, Korea, dan Jepang itu lebih maju dari kita. Tapi lihat sekarang, mereka kewalahan menghadapi virus corona. Tantangan kita lebih besar. Wilayah luas, penduduk lebih besar, ditambah kesiapan infrastruktur kesehatan belum mantap,” ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement