Rabu 26 Feb 2020 02:26 WIB

Apkasi Dukung Upaya Peningkatan Literasi di Daerah

Budaya baca masyarakat Indonesia dinilai harus ditingkatkan.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Seorang bocah membaca buku yang dipinjamkan secara gratis. Ilustrasi
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Seorang bocah membaca buku yang dipinjamkan secara gratis. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Abdullah Azwar Anas mendukung upaya penguatan literasi masyarakat di berbagai daerah. Apkasi memandang, budaya baca masyarakat Indonesia harus ditingkatkan.

Azwar mengatakan, ia juga mengimbau kepada seluruh kabupaten untuk memperbanyak ruang baca di berbagai fasilitas publik. "Seperti mal pelayanan publik, rumah sakit, puskesmas, pasar tradisional, kantor-kantor balai desa, dan kecamatan, dan sebagainya," kata Azwar, pada Republika, Selasa (25/2).

Selain itu, kata dia, terkait tempat membaca bisa juga dimasukkan dalam Peraturan Bupati terkait pencairan alokasi dana desa. Ia mengatakan, Peraturan Bupati bisa dibuat untuk peningkatan literasi publik hingga ke perdesaan sebagai salah satu persyaratan dalam pencairan alokasi dana desa dari APBD.

Apkasi juga memandang perlu bagi pemerintah pusat, dalam hal ini Kemendagri, Kemendikbud, Kemenkominfo, serta Kemendes PDTT untuk berkolaborasi. Sinergi ini dinilai penting dalam upaya meningkatkan minat baca masyarakat luas.

Ia mencontohkan, sekolah bisa membuka ruang bacanya untuk masyarakat luas ketika hari libur. "Penguatan budaya baca hingga level desa bisa ditopang oleh dana desa dan alokasi dana desa. Juga perlunya literasi digital dengan menggandeng Kemenkominfo," kata Azwar menjelaskan.

Apabila seluruh hal yang ia sebutkan tadi secara beriringan dilakukan, maka minat baca masyarakat Indonesia akan meningkat. Saat ini, Indonesia harus terpacu meningkatkan literasi publik karena minat baca yang masih rendah menurut Program for International Student Assessment (PISA).

"Peringkat literasi Indonesia berada pada ranking 62 dari 70 negara yang disurvei," kata dia lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement