Selasa 18 Feb 2020 07:36 WIB

Mahasiswa UMM Ciptakan Kursi Terapi Penghilang Stres

Kursi Terapi Penghilang Stres menang di Asean Innovation Science and Entrepreneur

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Universitas Muhammadiyah Malang
Foto: .
Universitas Muhammadiyah Malang

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang terdiri dari Dicky Marcellino Akbar, Ardi BC, Kholil Maharno, Hadi Purnomo, dan Revaldo Yuanda merancang alat terapi penghilang stres berbentuk kursi yang dilengkapi musik alami. Kursi ini menggunakan audio dan arduino (sebuah platform komputasi) serta sensor jarak sebagai pendeteksi ketika pengguna duduk untuk kemudian secara otomatis kursi akan memainkan musiknya.

"Sedangkan pada pusat tertentu pada kursi, menggunakan getaran dengan modul getar dan arduino sebagai terapi," kata Dicky Marcellino salah satu anggota kelompok melalui siaran persnya, Senin (17/2).

Dicky mengatakan, inovasi yang dirancangnya bersama tim, berhasil memenangi ajang Asean Innovation Science and Entrepreneur Fair 2020 di BG Junction Bubutan Surabaya, pada 14–16 Februari 2020. Inovasi yang dirancang meraih Silver Medal pada ajang tersebut.

Dicky menjelaskan, tingkat stres seseorang dapat dipicu beragam faktor. Mulai dari tingkat pendapatan, beban pekerjaan, hingga masalah-masalah lain yang tidak pernah terbayangkan. Lebih jauh lagi, stres berlebihan bisa menyebabkan depresi bahkan gangguan kejiwaan.

“Bahkan, stres juga mampu menyebabkan beberapa masalah pada tubuh yang sebenarnya sepele, tapi cukup mengganggu,” ujar Dicky.

Dicky melanjutkan, ketika seseorang merasakan stres, tubuh membacanya sebagai sebuah serangan atau ancaman. Kemudian, tubuh akan memproduksi berbagai hormon stres, seperti adrenalin, kortisol, dan norepinefrin. Peningkatan hormon pada tubuh penyebab stres ini membuat jantung menjadi berdetak kencang.

"Karena denyut jantung yang semakin meningkat, napas jadi lebih cepat dan singkat, otot-otot menegang, tekanan darah naik, mudah cemas, sulit tidur, hingga sulit berpikir jernih,” kata Dicky.

Hipotesis kelompok ini menyatakan, antara intensitas mendengarkan musik dan stres seseorang menggunakan metode uji Kendall’s. Kemudian disimpulkan bahwa mendengarkan musik dapat menurunkan stres.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement