Senin 17 Feb 2020 17:55 WIB

Telkom Diminta Lebih Kembangkan Model Bisnis ke Depan

Telkom diharapkan lebih optimal dalam mencari peluang bisnis.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Telkom diminta lebih kembangkan model bisnis ke depan.
Foto: Telkom Indonesia
Telkom diminta lebih kembangkan model bisnis ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus memberikan perhatian terhadap perusahaan pelat merah. Salah satu yang tengah dalam sorotan mantan pemilik Inter Milan itu adalah PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom). Erick menilai Telkom kurang adaptif terhadap perubahan bisnis di era teknologi saat ini.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan Erick ingin Telkom lebih optimal dalam mencari peluang bisnis. Telkom, kata Arya, tidak bisa hanya sekadar mengandalkan model bisnis seperti yang sekarang dijalani, melainkan harus mengarah pada pemanfaatan platform yang ada.

"Jadi arah Pak Menteri ke sana supaya Telkom cari model bisnis. Telkom tidak bisa hanya mengandalkan itu-itu lagi," ujar Arya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (17/2).

Erick, kata Arya, meminta Telkom untuk mengembangkan bisnis big data dan komputasi awan. Arya menilai pengembangan bisnis yang lebih baik akan memberikan manfaat besar bagi Telkom agar tidak selalu bergantung pada Telkomsel. Erick, lanjut Arya, tidak memberikan tenggat waktu kepada Telkom, namun Erick ingin Telkom berbenah membenahi model bisnisnya sesegera mungkin. 

"Pak Menteri memacu Telkom mencari model bisnis baru, bukan berarti Telkom dibuabrkan, tidak ke sana. Ini hanya membandingkan jangan sampai anak usahanya yang banyak berikan dividen," ucap Arya. 

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir  meminta petinggi BUMN tidak anti perubahan di era disrupsi dan teknologi yang begitu pesat. Erick menilai kemajuan teknologi menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari. Erick menyinggung Telkom yang justru mengandalkan keuntungan dari anak usahanya yakni Telkomsel. Kata Erick, industri telekomunikasi sudah jauh berubah dengan tidak sekadar menjual layanan pesan suara, melainkan juga data. Erick menilai dengan infrastruktur yang dimiliki, Telkom seharusnya bisa mengembangkan bisnisnya lebih masif.

"Telkomsel deviden, pendapatan Telkomsel digabung ke Telkom hampir 70 persen. Mendingan nggak ada Telkom, ya langsung saja dimiliki Kementerian BUMN, devidennya jelas," ujar Erick di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu (13/2) lalu.

Erick meminta Telkom melirik peluang bisnis baru seperti menghimpun data. Erick menyebut big data merupakan potensi besar dan disebut-sebut sebagai the new oil. Erick mengaku sempat terpaksa menggunakan layanan cloud dari Alibaba yakni Alicloud saat Asian Games lantaran tak ada BUMN yang mampu memenuhinya.

"Kita mau Telkom ke depan berubah ke arah data base, big data, cloud, masa cloud dipegang Alicloude. Big data dan cloud bisa menjadi sebuah bisnis, jangan diambil lagi oleh asing," ungkap Erick. 


Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement