Jumat 21 Feb 2020 07:29 WIB

Kisah Nabi Zakariya AS

Nabi Zakariya bermohon dengan sungguh-sungguh agar dikarunia anak oleh Allah swt.

Rep: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)/ Red: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)
Kisah Nabi Zakariya AS (2)
Kisah Nabi Zakariya AS (2)

Oleh Yunahar Ilyas

Maryam diasuh dan dididik  di lingkungan yang baik, oleh pendidik yang baik, maka dia tumbuh dengan baik,walaupun tidak diasuh oleh orang tua kandungnya sendiri. Maryam tumbuh menjadi gadis kecil yang taat dan kuat imannya. Dalam mendidik anak-anak, di samping pendidik, lingkungan sangat besar pengaruhnya dalam pembentukan karakter mereka.

Pada zaman sekarang ini faktor lingkungan ini betul-betul harus menjadi perhatian. Apabila anak sudah dididik di rumah dengan baik, disekolahkan di sekolah yang juga baik, tapi kalau dia tinggal dan bergaul di tengah-tengah masyarakat yang tidak baik, akan terjadilah pertentangan antara apa yang didapatnya di rumah dan di sekolah dengan apa yang dilihat dan dipelajarinya dari masyarakat. Jika pengaruh buruk dari masyarakat yang lebih kuat maka sia-sia dan rusaklah pendidikan yang diberikan di rumah dan di sekolah.

Kembali kepada Maryam, Allah SWT memberikan karamah kepada Maryam. Tatkala masa sulit mendapatkan makanan, beberapa kali Zakariya menemukan di Mihrab sudah tersedia makanan. Zakariya heran dari mana makanan itu datang. Tatkala ditanyakan kepada Maryam dia menjawabnya dengan bahasa Iman: “Makanan itu dari sisi Allah”. Memang Allah SWT memberikan rezki kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.

Doa Zakariya agar dikarunia Putera

Terinspirasi dari keberadaan Maryam yang diasuhnya, perempuan suci yang mendapat keistimewaan dari Allah SWT itu, Zakariya kembali bermohon dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati agar dikarunia seorang putera sebagai penerus tugas suci yang diembannya.

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥۖ قَالَ رَبِّ هَبۡ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةٗ طَيِّبَةًۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ    

Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”. (Q. S. Ali Imran 3: 38).

Nabi Zakariya memohon kepada Allah SWT, jangan biarkan dia hidup sendiri tanpa keturunan. Allah SWT berfirman:

وَزَكَرِيَّآ إِذۡ نَادَىٰ رَبَّهُۥ رَبِّ لَا تَذَرۡنِي فَرۡدٗا وَأَنتَ خَيۡرُ ٱلۡوَٰرِثِينَ ٨٩

“Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: “Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah waris yang paling Baik.(Q.S. Al-Anbiya’ 21: 89)

Sudah lama sekali Zakariya dan isterinya mengharapkan mendapatkan anak yang akan meneruskan tugasnya membimbing dan memimpin umat. Umur Zakariya sudah tua, tulang belulang tubuhnya sudah lemah, rambut sudah putih, isteri mandul. Dengan kondisi seperti itu, menurut hitungan manusia, kalau tidak mustahil, tipis sekali harapan untuk mendapatkan anak. Tetapi bagi Allah SWT tidak ada yang tidak mungkin. Jika Allah SWT menghendaki, semuanya jadi mungkin. Oleh sebab itu Zakariya tidak pernah putus asa berdo’a. Do’a beliau diungkapkan dengan indah sekali dalam Surat Maryam ayat 2-6. Allah SWT berfirman:

 ذِكۡرُ رَحۡمَتِ رَبِّكَ عَبۡدَهُۥ زَكَرِيَّآ ٢  إِذۡ نَادَىٰ رَبَّهُۥ نِدَآءً خَفِيّٗا ٣ قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ ٱلۡعَظۡمُ مِنِّي وَٱشۡتَعَلَ ٱلرَّأۡسُ شَيۡبٗا وَلَمۡ أَكُنۢ بِدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيّٗا ٤ وَإِنِّي خِفۡتُ ٱلۡمَوَٰلِيَ مِن وَرَآءِي وَكَانَتِ ٱمۡرَأَتِي عَاقِرٗا فَهَبۡ لِي مِن لَّدُنكَ وَلِيّٗا ٥ يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنۡ ءَالِ يَعۡقُوبَۖ وَٱجۡعَلۡهُ رَبِّ رَضِيّٗا ٦

(yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria. Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. Ia berkata “Ya Tuhanku,  sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, Ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera,  yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya’qub; dan Jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai”. (Q. S. Maryam 19: 2-6)

Betapa halus dan hati-hatinya Zakariya berdo’a. Allah SWT sendiri menyatakan Zakariya berdoa dengan suara yang lembut. Mula-mula Zakariya mengakui bahwa dirinya sudah tua dan lemah, isteri juga mandul. Menurut biasanya sangat tipis kemungkinan dia dapat anak, namun demikian Zakariya tidak berhenti berdoa. Tentu sepanjang umurnya, Zakariya sudah sering dan berulang-ulang memohon kepada Allah SWT untuk diberi seorang putera. Tapi sampai setua ini umurnya doanya belum dikabulkan. Tetapi dia tidak pernah kecewa dan putus asa berdoa.

Apa yang dikhawatirkan oleh Zakariya jika tidak meninggalkan seorang putera pun? Zakariya bukanlah seorang raja, sehingga tidak perlu khawatir tidak ada yang meneruskan kerajaannya. Beliau juga bukan orang kaya, sehingga tidak perlu khawatir tidak ada yang akan mewarisi harta kekayaannya. Lalu apa yang dikhawatirkan oleh Zakariya? Dalam ayat disebutkan Zakariya khawatir dengan mawali yang ditinggalkannya.

Yang dimaksud oleh Zakaria dengan mawali ialah orang-orang yang akan mengendalikan dan melanjutkan urusannya sepeninggalnya.Yang dikhawatirkan Zakaria ialah kalau mereka tidak dapat melaksanakan urusan itu dengan baik, karena tidak seorangpun diantara mereka yang dapat dipercayainva, oleh sebab itu Dia meminta dianugerahi seorang anak. (Al-Qur’an dan Terjemahnya, Foot Note no 898)

Yang dimaksud oleh Nabi Allah yang saleh itu tentulah urusan memimpin Bani Israil agar selalu berada pada jalan Allah, tidak menyimpang dan tidak melakukan kemungkaran dan kemaksiatan.

Allah SWT mengabulkan Do’a Zakariya

Do’a Zakariya dengan sepenuh hati itu dikabulkan oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman:

يَٰزَكَرِيَّآ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ ٱسۡمُهُۥ يَحۡيَىٰ لَمۡ نَجۡعَل لَّهُۥ مِن قَبۡلُ سَمِيّٗا ٧   

Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia. (Q. S. Maryam 19: 7)

Tidak hanya memberi seorang putera, tetapi sekaligus juga memberinya nama  yaitu Yahya yang berarti hidup..  Allah mengatakan belum pernah ada orang yang diberi nama Yahya pada masa sebelumnya. Kata Yahya dari segi bahasa diungkapkan dalam bentuk fi’il mudhari’ (kata kerja untuk masa sekarang dan akan datang). Yahya lah nantinya yang akan meneruskan tugas Zakariya sebagai Nabi dan pemimpin Bani Israil.

Dikabulkannya do’a Zakariya oleh Allah SWT memberikan pesan penting kepada suami isteri yang sudah lama menikah tapi belum dikarunia seorang anakpun, agar tidak pernah berputus asa, tetaplah memohon kepada Allah SWT dengan penuh harap, sebab bagi Allah SWT tidak ada yang tidak mungkin. Allah Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (bersambung)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan suaramuhammadiyah.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab suaramuhammadiyah.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement