Rabu 12 Feb 2020 21:28 WIB

Indonesia Butuh Banyak Wirausahawan Muda

Di Indonesia individu berketrampilan tinggi hanya 0,5 persen

Tampak Guntur Subagja, Chief Communication Officer (CCO) Dompet Dhuafa, usai menjadi pembicara dalam seminar Entrepreneurship 1.0 di Kampus Universitas Pertamina, Rabu (12/02).
Foto: dok Dompet Dhuafa
Tampak Guntur Subagja, Chief Communication Officer (CCO) Dompet Dhuafa, usai menjadi pembicara dalam seminar Entrepreneurship 1.0 di Kampus Universitas Pertamina, Rabu (12/02).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia membutuhkan banyak wirausahawan muda untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Saat ini rasio wirausahawan Indonesia dibandingkan dengan populasi penduduk masih rendah. "Rasio jumlah penguhaha Indonesia baru 3,1 persen, lebih rendah dari Singapura, Malaysia, Thailand bahkan Vietnam,"ungkap Guntur Subagja, Chief Communication Officer (CCO) Dompet Dhuafa, dalam seminar Entrepreneurship 1.0 di Kampus Universitas Pertamina, Rabu (12/02).

Bukan hanya rasio wirausaha saja yang rendah, tapi juga minim individu berketerampilan sangat tinggi, Indonesia hanya 0,5 persen. Sementara Korea Selatan individu berketerampilan tinggi melebihi 18 persen. 

"Ini merupakan tantangan bagi perguruan tinggi untuk melahirkan sumber daya manusia yang unggul, yang memiliki kompetensi untuk bekerja dan membentuk jiwa entrepreneurship," tutur Guntur yang juga merupakan wirausahawan sosial.

Dalam seminar yang diikuti sekitar 100 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pertamina ini, Guntur mengajak para mahasiswa menumbuhkan jiwa kewirausahaan. "Mulai dengan melihat peluang usaha dan mencoba berkolaborasi memulai usaha sejak mahasiswa," imbaunya.

Era sekarang, modal bukan lagi menjadi penghambat wirausaha. "Selama memiliki konsep bisnis yang bagus, potensi pasar yang bagus, dan investasi yang rasional, banyak mitra perorangan atau lembaga yang bisa diajak bekerjasama," tutur Wakil Ketua Umum ILUNI UI Sekolah Pascasarjana UI ini.

Guntur mentontohkan yang dilakukan Dompet Dhuafa mengembangkan peternakan domba atau kambing. "Dengan konsep bisnis sentra ternak para kelompok ternak bisa efisien dan menguntungkan. Sehingga kami bisa dengan mudah menjaring investor Rp 2 miliar per kelompok ternak untuk pengembangan 2.000 kambing per sentra," paparnya. 

Rencananya Dompet Dhuafa mengembangkan 25 sentra ternak dengan nilai investasi sekitar Rp 50 Miliar. Hal serupa juga akan dikembangkan untuk usaha sosial Dompet Dhuafa lainnya. "Kami dorong social enterprise memberikan dampak luas bagi masyarakat," jelasnya.

Dosen FEB Universitas Pertamina Dr Dina Fitria mengapresiasi seminar kewirausahaan yang memaparkan contoh-contoh bisnis praktis."Kami konsen  memberikan wawasan kewirausahaan bagi mahasiswa Universitas Pertamina," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement