Sabtu 01 Feb 2020 06:57 WIB

Helvy Tiana Rosa Raih Doktor karena Pekerja Rumah Tangga

Pekerja Rumah Tangga asal Indonesia di Hongkong memiliki proses kreatif yang khas.

Sastrawati nasional Helvy Tiana Rosa meraih gelar doktor.
Foto: Dok Helvy Tiana Rosa
Sastrawati nasional Helvy Tiana Rosa meraih gelar doktor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Disertasi berjudul Proses Kreatif Menulis Cerpen Perempuan Pekerja Rumah Tangga  mengantar Helvy Tiana Rosa menjadi Doktor di bidang Pendidikan Bahasa, dari Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta, dengan predikat sangat memuaskan.

Siaran pers yang diterima Republika.co.id menyebutkan, Helvy Tiana Rosa melakukan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus di Hongkong dan mewawancarai sejumlah informan untuk memetakan proses kreatif mereka. Ia membandingkan dengan riset lapangan yang dilakukan Doyle (1998) pada lima penulis profesional di Amerika Serikat, mengacu juga pada penelitian Rhodes (1961) mengenai unsur-unsur kreativitas, serta konsep mengenai grit oleh Duckworth (2007).

Helvy menemukan para Pekerja Rumah Tangga asal Indonesia di Hongkong memiliki proses kreatif yang berbeda dalam semua tahapannya dibandingkan para penulis pada umumnya. “Secara naluriah mereka beradaptasi, menyesuaikan diri dengan pendidikan yang terbatas dan tekanan pekerjaan serta lingkungan yang terus-menerus,” ujarnya pada Sidang Terbuka yang digelar di Pasca Sarjana UNJ Jakarta, Kamis (30/1).

photo
Helvy Tiana Rosa bersama Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji.

Helvy juga menemukan adanya faktor lain yang memungkinkan mereka bertahan untuk berkarya walaupun berada dalam lingkungan yang tidak ideal untuk hidup layak, apatah lagi untuk terus menulis. Helvy menggunakan hasil riset tentang passion and perseverance (grit) untuk menjelaskan bagaimana para tenaga kerja ini gigih berkarya.

Temuan Helvy berupa Model Penulisan Kreatif Pada Pekerja Rumah Tangga, memberi perspektif baru dalam khazanah pendidikan bahasa dan sastra serta membuka babak baru dalam kajian sastra di Indonesia maupun mancanegara. “Secara akademis, penelitian ini menjelaskan bagaimana proses kreatif pada orang dengan pendidikan terbatas dan berada dalam tekanan lingkungan terus-menerus di luar kendali mereka (constant obstruction) sebagai PRT yang tinggal 24 jam bersama majikan. Secara praktis, penelitian ini juga bisa menjadi dasar untuk mengembangkan pelatihan literasi bagi para calon tenaga kerja Indonesia di luar negeri,” papar Helvy.

Pengalaman dan pengetahuan sebagai penulis sastra selama lebih dari 30 tahun membantu Helvy merumuskan proses kreatif menulis fiksi, termasuk cerpen, pada kelompok penulis dengan latar belakang yang tidak biasa ini. Inisiatifnya mendirikan dan mengembangkan Forum Lingkar Pena sejak 1997 menyediakan dukungan komunitas bagi lahirnya ribuan penulis, termasuk para  Tenaga Kerja Wanita (TKW) ini.

Sidang Dewan Penguji yang terdiri dari enam profesor puas dengan pemaparan dan jawaban Helvy. “Kami menyatakan promovenda lulus dengan predikat sangat memuaskan. Seharusnya bisa lulus dengan cum laude, tetapi sayang masa pendidikan doktoralnya melewati empat tahun,” ujar Pemimpin Sidang Terbuka, Prof  Dr  Ivan Hanafi MPd.  Ia didampingi Promotor Prof  Dr  Ilza Mayuni MA,  dan Ko Promotor, Prof  Dr  Emzir MPd. 

photo
Helvy Tiana Rosa bersama sastrawan Taufiq Ismail.

Helvy dikenal luas secara nasional sebagai penulis dan pegiat literasi yang produktif. Sambil mengerjakan disertasi S3-nya, ia mempublikasikan 15 buku, memproduksi empat  film layar lebar, sambil tetap bertugas sehari-hari sebagai dosen di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta.

Acara Sidang Terbuka Helvy Tiana Rosa turut dihadiri mantan Menteri Tenaga Kerja Fahmi Idris, sastrawan Taufiq Ismail, Pemred Republika Irfan Junaidi, Dirut Mizan Group Putut Widjanarko, mantan Dirut Balai Pustaka Zaim Ukhrowi, artis sekaligus kandidat doktor Oki Setiana Dewi, novelis Asma Nadia, sutradara Jastis Arimba, aktor Fauzi Baadilah, dan  artis Aquino Umar.  Tak ketinggalan tentunya, para informan penelitian ini yang sekarang tidak lagi menjadi pekerja rumah tangga migran berkat ketrampilan menulis mereka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement