Jumat 31 Jan 2020 20:37 WIB

Mendikbud: Proyek di Desa Bisa Kuatkan Karakter Mahasiswa

Nadiem mendorong mahasiswa akrab dengan keragaman yang ditemui di desa.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Mahasiswa dan mahasiswi di universitas, ilustrasi
Foto: Fox
Mahasiswa dan mahasiswi di universitas, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyatakan bahwa mengerjakan proyek di desa menjadi salah satu sarana penguatan karakter mahasiswa. Sebagai calon pemimpin masa depan, mahasiswa ditantang untuk keluar dari zona nyamannya dan berlatih menghadirkan solusi dari problem yang ditemuinya di desa.

"Ini adalah salah satu jenis project yang tidak mungkin tidak terjadi penguatan karakter," kata Nadiem, di hadapan para peserta Rapat Koordinasi Forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Fortides) di Jakarta, Kamis (30/1).

Baca Juga

Ia menekankan pentingnya pembelajaran yang diperoleh mahasiswa selama mengerjakan proyek di desa. Mahasiswa harus berkolaborasi dengan mahasiswa dari program studi (prodi) lain, dengan warga, dan pengurus desa.

Selain itu, mahasiswa juga didorong untuk mengakrabi keberagaman yang ditemuinya di lapangan. Hal itu menjadi pembelajaran yang bermanfaat untuk penguatan karakter. Melalui pengabdian di desa, pemanfaatan dana desa dapat lebih optimal dan tepat guna.

Ia menjelaskan, proyek yang menggunakan dana desa nantinya akan didukung tenaga-tenaga muda yang memiliki intelektualitas dan siap menjadi rekan bagi para pengelola desa. Diawali dengan program pengabdian mahasiswa di suatu desa, maka universitas asal mahasiswa tersebut pada akhirnya akan merancang program-program lanjutan bagi desa tersebut hingga desa yang dibina menjadi mandiri.

Salah satu kebijakan Kampus Merdeka adalah memberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk memilih kegiatan di luar program studinya selama tiga semester. Beragam kegiatan yang bisa dipilih di antaranya Proyek Desa, Riset, Magang/Praktik Kerja, Pertukaran Pelajar, Wirausaha, Mengajar di Sekolah, Proyek Kemanusiaan, dan Proyek Independen.

"Kalau satu dua bulan itu sulit. Kalau enam bulan, itu baru berdampak. Masyarakat juga melihat bahwa itu adalah sesuatu yang serius," ujar dia, dalam keterangannya.

Nadiem mengajak semua pihak untuk mendukung program kolaborasi antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement