Kamis 30 Jan 2020 18:54 WIB

Perintah Jokowi ke BRIN: Segera Identifikasi Riset Strategis

Jokowi meminta birokrat BRIN tak duduk di belakang meja, tetapi turun dan keliling.

Rep: Sapto Andika Candra / Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo
Foto: Abdan Syakura
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabarkan tiga pekerjaan rumah yang harus segera dikerjakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dalam sambutan pembukaan Rakornas BRIN di Puspitek, Tangerang Selatan, Kamis (30/1), Presiden meminta institusi ini segera mengidentifikasi topik-topik riset strategis nasional.

Ia meminta periset Indonesia untuk melandasi seluruh kegiatan risetnya atas nama kemanusiaan, rakyat, dan bangsa. "Birokrat BRIN jangan duduk di belakang meja. Tapi turun dan keliling identifikasi riset strategis dan identifikasi masalah dari hulu ke hilir dan selesaikan lewat riset dan inovasi," kata Jokowi. 

Baca Juga

Sejumlah topik riset yang bisa digarap, ujar Jokowi, antara lain bidang energi, pangan, farmasi, pertahanan, hingga teknologi informasi. Di bidang energi misalnya, pemerintah tengah mengejar target produksi biodiesel 100 persen atau B100.

Pemerintah, melalui Pertamina, menggandeng ilmuwan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk memproduksi katalis sebagai komponen utama pencampuran solar dengan FAME serta produksi B100. Kemudian di bidang pertahanan, Jokowi mendorong periset dalam negeri untuk mengembangkan drone atau pesawat nirawak.

Jokowi memang mulai mendorong menteri-menterinya untuk mendukung penuh pengembangan industri alat utama sistem persenjataan (alutsista) nasional. "Inilah riset ke depan yang harus kita loncatkan sehingga negara kita tidak tertinggal. Sehingga kita harapkan itu jadi nilai tambah bagi negara dan perkenomian," ujarnya. 

Selain memerintahkan identifikasi riset, Jokowi juga meminta BRIN untuk menjalankan konsolidasi anggaran. Ia mengidentifikasi ada Rp 27,1 triliun anggaran penelitian dan pengembangan (litbang) yang tersebar di sejumlah kementerian/lembaga. Ia berharap anggaran tersebut dikonsolidasikan sehingga menghasilkan hilirisasi riset yang optimal. 

"Jangan sampai riset cuma jadi laporan dan ditaruh di lemari. Rp 27,1 triliun ini uang gede. Kalau ini bisa dikonsolidasikan dan menghasilkan sesuatu, angka ini bisa lipat dua, bisa lipat tiga, bisa lipat empat," kata Jokowi. 

Jokowi mengakui anggaran litbang Indonesia masih kalah dibanding negara maju. Namun bila dimanfaatkan secara optimal, Jokowi yakin anggaran litbang sebesar Rp 27,1 triliun bisa memberikan nilai ekonomi bagi negara. 

Lantas instruksi ketiga, Jokowi meminta BRIN mengonsolidasi berbagai pihak yang bisa dilibatkan dalam pengerjaan riset. Selain 329 litbang dan unit riset yang dimiliki kementerian/lembaga, pihak swasta pun diharapkan bisa terlibat. 

"Kita bisa berikan insentif kepada swasta bisa lewat super deduction tax. Apalagi saya lihat di Korea Selatan, periset itu bekerja di perusahaan swasta," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement