Selasa 28 Jan 2020 11:26 WIB

Ini Strategi Jenius Khalid Bin Walid dalam Memenangi Perang

Khalid bin Walid yang punya 46 ribu pasukan, berhasil mengalahkan 240 ribu pasukan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Ini Strategi Jenius Khalid bin Walid dalam Memenangi Perang. Foto: Khalid bin Walid/Ilustrasi
Foto: jashtis.org
Ini Strategi Jenius Khalid bin Walid dalam Memenangi Perang. Foto: Khalid bin Walid/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Khalid bin Walid, salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW, ditunjuk menjadi panglima dalam Perang Yarmuk. Jumlah pasukan yang dibawanya tak sebanding dengan jumlah pasukan musuh.

Khalid hanya memiliki 46 ribu pasukan untuk melawan tentara Byzantium (Romawi) yang jumlahnya 240 ribu orang. Dalam perang ini, jumlah pasukan yang ada memang tidak seimbang, belum lagi pasukan Islam yang dibawa tidak memiliki persenjataan yang lengkap dan belum terlatih. Ini berbeda dengan angkatan perang Romawi yang bersenjata lengkap dan baik, terlatih dan jumlahnya lebih banyak.

Baca Juga

Namun Khalid membuktikan kecakapan dan kecerdasannya dalam perang dengan membagi pasukan menjadi 40 kontingen. Ia mengubah strategi dengan menjadikan pasukan sayap kanan berpindah ke sayap kiri, dan sebaliknya pasukan sayap kiri berpindah ke sebelah kanan.

Sebagian pasukan diposisikan agak mundur, yang berarti setelah beberapa saat peperangan berlangsung, mereka akan datang seakan pasukan bantuan yang baru datang. Hal ini disiapkan Khalid guna melemahkan semangat berperang musuh dan membuat seolah-olah kesatuan tentara kaum muslimin terlihat lebih besar dari yang dibawa musuh. Strategi ini menyebabkan musuh mundur dan semangat mereka melemah.

 

Kegigihan Khalid dalam memimpin pasukannya membuat hampir semua orang tercengang. Pasukan Islam yang jumlahnya jauh lebih sedikit itu berhasil memukul mundur tentara Romawi dan menaklukkan wilayah itu.

Untuk diketahui, Perang Yarmuk merupakan salah satu pertempuran penting dalam sejarah dunia, karena ini menandakan gelombang besar pertama pembebasan Muslim di luar Arab, dan cepat masuknya Islam ke Palestina, Suriah, dan Mesopotamia yang rakyatnya menganut agama Kristen. Perang ini terjadi pada 636 M.

Keberhasilan Perang Yarmuk mengangkat nama Khalid bin Walid. Siapa Khalid? Khalid adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW, Khalid bin Walid dikenal dengan sebutannya sebagai Pedang Allah. Ia adalah penglima para mujahid dan pemimpin pasukan perang yang selalu dibantu oleh Allah SWT. Khalid merupakan salah satu panglima perang yang sering terlibat dalam peperangan penting. Ia pula yang memimpin pasukan pada Perang Yamamah dan Yarmuk. Sahabat Nabi yang satu ini terkenal dengan taktik militer dan kecakapannya dalam bidang kemiliteran.

Dalam sejumlah catatan sejarah yang ada menyebut bahwa ia tidak pernah kalah dalam peperangan, baik sebelum maupun sesudah ia masuk Islam. Ia pernah berkata tentang dirinya, "Sungguh dengan tanganku ini telah terpotong sembilan pedang pada saat peperangan Mu'tah, sehingga tidak tertinggal di tanganku kecuali sebuah pedang yang berasal dari Yaman."

Khalid bin Walid merupakan keponakan Maimunah binti al-Harits, istri Nabi. Lelaki ini diceritakan berperawakan kekar, berpundak lebar, memiliki tubuh yang kuat, dan menyerupai Umar bin Khattab. Sikap kepahlawannya sangat besar dan mencerminkan ia memiliki sikap dan sifat seorang pemberani dalam membela agamanya.

Khalid awalnya adalah panglima perang kaum kafir Quraisy yang sangat terkenal. Ia pernah melawan pasukan Nabi pada Perang Uhud. Namun, setelah perang itu, Khalid malah memutuskan untuk masuk Islam. Mendengar Khalid memutuskan untuk masuk Islam, Rasulullah merasa sangat bahagia. Khalid dianggap mempunyai kemampuan berperang yang dapat membela panji-panji Islam dan meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad.

Sesaat setelah Khalid mengucapkan kalimat syahadat, Nabi menitipkan pesan yang dalam kepada sahabat-sahabat-Nya yang lain. Ia berkata, "Jangan sakiti Khalid karena sesungguhnya ia adalah pedang di antara pedang-pedang Allah yang Dia hunuskan pada orang-orang kafir."

Khalid lahir di Makkah tahun 585. Sang ayah, Walid bin al-Mughirah adalah syekh dari Bani Makhzum, salah satu klan dari Suku Quraisy. Saat masih belia, Khalid sudah mahir dalam berbagai hal yang berhubungan dengan beladiri, seperti berkuda dan menggunakan senjata seperti tombak, panah, dan pedang. Khalid juga dikenal sebagai kesatria dan pegulat di antara suku Quraisy.

Khalid merupakan sepupu dari Umar bin Khattab, khalifah masa depan. seperti sudah dijelaskan sebelumnya, mereka berdua memiliki karakter dan jenis wajah yang hampir. Khalid sangat disegani oleh suku Quraisy karena pernah mengalahkan Umar bin Khattab, yang jago membela diri, dalam pertandingan gulat. Bahkan ia sampai mematahkan kaki Umar yang untungnya dapat diluruskan kembali dengan baik.

Meski ia mahir memegang senjata, pintar berkuda, bahkan menjadi panglima perang yang tak terkalahkan, Khalid bukanlah seseorang yang sombong maupun haus akan kekuasaan. Ia dengan ikhlas melepas jabatannya dan diganti dengan Abu Ubaidah bin Jarrah.

Khalid diturunkan dari jabatan setelah terdengar desas-desus ia berbuat curang terhadap harta rampasan perang. Berita ini singgah ke telinga khalifah Umar bin Khattab. Umar menilai telah tumbuh benih-benih fitnah pada kaum Muslimin terkait kemenangan yang selalu diperoleh Khalid. Jika dibiarkan, hal ini akan menuju pada kesyirikan dan menggeser kepercayaan umat pada Allah.

Keputusan yang dibuat Umar diterima Khalid dengan lapang dada. Bahkan ia berkata, "Ketahuilah. Sesungguhnya aku; Khalid, berjihad karena mencari ridha Allah semata. Bukan karena Umar atau manusia lainnya." Meskipun telah lengser dari jabatannya, ia masih ikut perang dan dengan kondisi yang sama. Ia menunjukkan ke ikhlasan dan ketulusannya dalam berjihad dan membela agama Allah SWT.

Ketika Khalid bin Walid dipanggil oleh Allah SWT, Umar bin Khattab menangis. Ia menyesal belum sempat mengembalikan jabatan Khalid sebagaimana mesti nya hingga akhir hayat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement